Untuk bentuk budaya lokal lainnya yaitu adanya Kiling, sebuah kincir angin sebagai budaya lokal suku Osing yang terdapat pada bagian depan bandar udara.
Pada lantai kedua, terdapat ruang anjungan yang langsung menuju ke landasan sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya masyarakat yang sering mengantar kerabat ketika bepergian.
5. Usung Budaya Indonesia
Pembangunan Bandara Banyuwangi ini mendapatkan apresiasi dari berbagai macam pihak.
Selain mampu mengusung konsep green airport atau bandara hijau, bahan-bahan pembangunannya juga ramah lingkungan.
Serta sebagai bandara pertama yang menerapkan Eco Terminal secara efisien dari segi pengelolaan dan pemeliharaannya di Indonesia.
Banyak wisatawan, arsitek, tokoh nasional, dan publik secara umum mengakui bagaimana konsep green Airport Bandara Banyuwangi tersebut berhasil mencuri perhatian.
Iwan Supriyanto selaku direktur Bina penataan bangunan Kementerian PU mengakui bandara tersebut merupakan desain arsitek profesional dengan konsep unik dan angkat ciri khas lokal.
BACA JUGA:6 Artis Pandai Bahasa Madura Calon Provinsi Daerah Otonomi Baru Pemekaran Provinsi Jawa Timur
6. Dirancang Arsitek Andra Matin
Ternyata Bandara Banyuwangi dirancang oleh arsitek Andra Matin. Sebagai seorang arsitek profesional, Andra berulang kali memperoleh kepercayaan merancang bangunan khas di Banyuwangi.
Bahkan sebelumnya ialah sosok arsitek di belakang pembangunan masjid Pendopo Banyuwangi.
Andra dipilih sebagai arsitek untuk bandara Banyuwangi dengan tujuan untuk transfer pengetahuan bagi arsitek nasional ke lokal.