Djoko Mardianto awalnya diharapkan akan menggantikan Nova Widianto sebagai pelatih ganda campuran dan menjadi pendamping Amon Sunaryo.
Namun, setelah pertimbangan yang matang, PP PBSI memutuskan untuk memilih Herry untuk peran tersebut dan mencoret Djoko Mardianto dari daftar pelatih.
PP PBSI menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena kinerja Djoko Mardianto belum memenuhi kebutuhan dan kriteria yang dibutuhkan oleh sektor ganda campuran yang saat ini sedang fokus dalam mengejar poin kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
BACA JUGA:Christian Adinata Sudah Pulih dari Cedera Horor Ditantang Duel Alwi Farhan
Meskipun begitu, PP PBSI mengucapkan apresiasi kepada Djoko atas kontribusinya dalam dunia bulutangkis Indonesia, meskipun sudah lama tidak aktif.
Dalam pernyataan terpisah, Djoko Mardianto mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan yang diambil oleh PBSI.
Ia merasa kecewa karena merasa bahwa PBSI tidak konsisten dalam keputusannya setelah awalnya memintanya untuk menjadi pelatih ganda campuran.
Djoko juga merasa bahwa alasan usia menjadi kendala yang diberikan oleh PBSI tidaklah konsisten, terutama karena ia sudah mengirimkan CV-nya.
BACA JUGA:10 Fakta Unik Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis yang Jarang Diketahui Orang
"Kalau dikatakan kecewa, pasti kecewa. Mengapa tidak dikatakan di awal kalau usia menjadi kendala? Kan saya sudah mengirim CV?" ujar Djoko Mardianto via Fantastisa.
Ia juga merasa bingung dengan komentar netizen yang meragukan kompetensinya sebagai pelatih.
"Soal kompetensi juga saya kurang mengerti. Katanya ada netizen yang meragukan saya, kok seperti ini?" kata Djoko Mardianto. (*)