Namun, upaya negosiasi tersebut juga gagal.
Suasana semakin memanas, dan bentrokan fisik antara massa dan aparat kepolisian pun tak terelakkan.
Dalam suasana panas itu, terdengar teriakan 'serang', yang diikuti oleh lemparan batu ke arah petugas kepolisian.
BACA JUGA:KEREN..Lihat Keindahan Bukit Sulap Lubuk Linggau Bisa dengan Kereta Miring, Bagaimana Rasanya?
BACA JUGA:Kebenaran atau Hoax? Daftar PJ Walikota dan Bupati Sumsel Menggemparkan Warganet!
Polisi berusaha menghalau lemparan batu tersebut sambil berupaya memukul mundur massa pengunjuk rasa. Namun, kejadian tersebut malah memicu bentrokan antara massa dan polisi.
Tindakan massa semakin menjadi-jadi, dan gas air mata yang disemprotkan oleh aparat kepolisian hanya berhasil membuat mereka mundur sesaat. Namun, situasi semakin tidak terkendali.
Tim bantuan dari Petanang Batalyon B Pelopor Sat Brimobda Sumsel Petanang tiba di lokasi untuk membantu mengatasi kerusuhan.
Mereka berupaya memaksa massa yang semakin anarkis untuk mundur dan membubarkan diri.
Sayangnya, massa semakin tidak terkendali, dan akhirnya, Tim Brimob terpaksa melepaskan tembakan.
Akibatnya, dua orang dari massa pengunjuk rasa mengalami luka tembak dan harus dievakuasi ke rumah sakit terdekat.
Perlu dicatat bahwa rangkaian aksi yang berakhir dengan kisruh tersebut hanyalah bagian dari simulasi pengamanan Pemilu yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024 mendatang.
Simulasi tersebut disaksikan langsung oleh Pejabat (Pj) Walikota Lubuklinggau H Trisko Defriyansa, Kapolres Lubuklinggau AKBP Indra Arya Yudha yang diwakilkan oleh Wakapolres Kompol Asep Supriadi, Dandim 0406 yang diwakili oleh Danramil Timur Kapten Abas, Danyon Brimob Petanang, Danpom, serta sejumlah kepala OPD di lingkungan Pemkot Lubuklinggau.
Selain itu, Bawaslu dan KPU selaku penyelenggara Pemilu 2024 juga turut hadir dalam simulasi tersebut.
Kejadian ini menjadi peringatan akan pentingnya menjaga ketertiban dan keamanan dalam pelaksanaan demokrasi, serta perlunya komunikasi yang efektif antara pihak berwenang dan masyarakat untuk mencegah eskalasi kekerasan. ***