Tradisi Unik Suku Dani: Pemotongan Jari dan Ungkapan Cinta di Papua Barat Ketika Berduka

Rabu 11-10-2023,20:29 WIB
Reporter : Isro
Editor : Diansyah

PALPOS.ID - Suku Dani (atau Ndani) yang mendiami Lembah Baliem di Papua Barat, Papua, Indonesia, telah lama dikenal karena tradisi unik mereka dalam mengekspresikan cinta dan kesedihan saat upacara pemakaman.

Salah satu aspek yang paling mencolok dari tradisi ini adalah pemotongan jari tangan sebagai bentuk ungkapan cinta kepada orang yang telah meninggal.

Tradisi ini memiliki akar budaya yang dalam dan menjadi bagian penting dari kehidupan suku Dani.
BACA JUGA:Kabupaten Aceh Besar: Eksplorasi Keindahan dan Sejarah yang Menyentuh Hati
Jari tangan dalam pandangan mereka dianggap sebagai jiwa yang akan selalu hidup bersama dengan pasangan mereka, bahkan setelah kematian.

Oleh karena itu, pemotongan jari tangan menjadi tindakan simbolis yang sangat berarti.

Ketika seseorang di suku Dani meninggal, kerabat dekat, seperti istri atau suami, memutuskan untuk memotong jari tangan mereka.

Jumlah jari yang dipotong tergantung pada seberapa banyak orang yang mereka cintai yang telah meninggal. Ini bisa berarti pemotongan satu atau beberapa jari tangan.
BACA JUGA:Waspada Karhutlah, Dalam Satu Hari Terjadi 4 Kali Karhutlah di Prabumulih
Proses pemotongan jari ini dilakukan dengan hati-hati dan terkadang melibatkan alat tradisional seperti batu tajam.

Setelah pemotongan, jari yang telah dipisahkan biasanya diletakkan bersama jenazah suami atau istrinya yang telah meninggal.

Ini adalah tindakan yang sangat simbolis, menunjukkan komitmen yang mendalam terhadap pasangan sepanjang kehidupan dan setelah kematian.
BACA JUGA:Kualifikasi Piala Dunia 2026: Peringkat FIFA Jadi Incaran, Timnas Indonesia Siap Gempur Brunei Darussalam
Selain pemotongan jari tangan, suku Dani juga melakukan ritual lain selama upacara pemakaman. Mereka mengoleskan wajah mereka dengan abu dan tanah liat sebagai tanda kesedihan.

Ini adalah cara mereka mengekspresikan duka yang mendalam atas kehilangan orang yang mereka cintai. Wajah yang ditutupi abu dan tanah liat adalah tampilan yang mengesankan, yang mencerminkan perasaan kesedihan yang dalam.

Tradisi ini adalah bagian penting dari identitas suku Dani dan telah diteruskan dari generasi ke generasi.
BACA JUGA:Mobil Pertama Daihatsu di Indonesia: Dari Mesin Pompa Air hingga Midget Bemo, Kini Jadi Raksasa Pabrikan Mobil
Meskipun mungkin terasa aneh atau tidak konvensional bagi banyak orang, bagi suku Dani, ini adalah cara yang sangat penting untuk mengekspresikan rasa cinta dan kesetiaan kepada orang yang telah meninggal.

Lembah Baliem di Papua Barat adalah rumah bagi suku Dani, dan mereka telah menjaga tradisi mereka dengan erat.

Sementara dunia terus berubah, suku Dani tetap setia pada nilai-nilai dan keyakinan mereka, termasuk cara unik mereka mengungkapkan cinta dan kesedihan dalam upacara pemakaman mereka.
BACA JUGA:TPA Sungai Medang Terbakar, Warga Pertanyakan Apa Penyebabnya
Dalam dunia yang semakin modern, tradisi-tradisi seperti ini menjadi penting dalam memahami keragaman budaya di seluruh dunia.

Suku Dani terus mewariskan warisan budaya mereka, menjadikannya salah satu kelompok suku yang menarik untuk dipelajari dan dihormati.*

Kategori :