Salah satu daerah di Indonesia yang masih memiliki banyak Akar Bahar adalah Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Di sana, Akar Bahar telah menjadi suvenir yang populer, dan masyarakat setempat menjadikannya sebagai sumber penghasilan tambahan.
Aksesoris yang terbuat dari Akar Bahar, seperti gelang dan cincin, sering kali menjadi objek penjualan di daerah ini.
BACA JUGA:Tradisi Unik Suku Dani: Pemotongan Jari dan Ungkapan Cinta di Papua Barat Ketika Berduka
BACA JUGA:Semut Pertanda Ada Sihir di Rumah, Benarkah ? Begini Cara Mengusirnya !
Harga jual aksesoris Akar Bahar bervariasi tergantung pada ukuran dan desainnya, dengan harga berkisar antara Rp50 ribu hingga Rp80 ribu.
Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah Akar Bahar benar-benar memiliki manfaat sebagai penangkal racun dan penyakit, atau apakah ini hanyalah mitos belaka.
Beberapa sumber platform media online telah menyebutkan bahwa Akar Bahar mengandung ion-ion tertentu yang dapat memberikan dampak positif bagi tubuh manusia.
Oleh karena itu, tidak herag jika banyak orang menggunakan Akar Bahar bukan hanya sebagai aksesoris, tetapi juga sebagai penangkal radikal bebas yang membantu mengeluarkan racun dari tubuh.
Selain itu, Akar Bahar juga dipercaya dapat memperlancar peredaran darah.
Ini mungkin terkait dengan keyakinan bahwa Akar Bahar hidup di perairan yang masih bersih dan belum tercemar.
Meskipun belum ada penelitian ilmiah yang memastikan semua klaim ini, popularitas Akar Bahar sebagai aksesoris dan penangkal racun terus meningkat.
Seiring dengan perkembangan zaman, gelang dan cincin Akar Bahar telah mengalami transformasi.
Dulu, bentuknya mungkin lebih sederhana dan mencerminkan bentuk asli Akar Bahar.
Namun, sekarang, aksesoris ini telah mengikuti tren mode, sehingga desainnya sudah tidak lagi seputih dulu. Ini adalah hasil dari perkembangan budaya dan pengaruh tren mode terkini.
Tren mode ini juga membawa tantangan tersendiri.