SULAWESI SELATAN, PALPOS.ID - Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Kabupaten Bone dan Pelabuhan Bajoe sebagai Pusat Ekspor-Impor Terbesar.
Pemekaran wilayah Provinsi Sulawesi Selatan telah memberikan dampak signifikan pada Kabupaten Bone, yang kini menjadi pusat ekspor dan impor terbesar melalui Pelabuhan Bajoe.
Sejarah panjang Kabupaten Bone dan peran strategis Pelabuhan Bajoe menjadikan keduanya fokus perhatian sebagai pusat ekonomi dan perdagangan di wilayah tersebut.
Kabupaten Bone: Calon Ibukota Provinsi Bugis Timur
Kabupaten Bone, dengan julukan "Bumi Arung Palakka," memiliki sejarah unik terkait pemekaran wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
BACA JUGA:Menggali Kekayaan Alam dan Budaya: Sulawesi Selatan Siap Melangkah Lebih Maju
BACA JUGA:Provinsi Sulawesi Selatan Dengan Jejak Sejarah dan Dinamika Modernisasi
Pangeran Arung Palakka, yang kemudian menjadi Raja Bone ke-15, memainkan peran penting dalam membebaskan rakyat Bone dan Bugis dari tindasan daerah lain.
Keberhasilannya pada abad ke-17 menciptakan batas wilayah Kabupaten Bone sebagai calon ibukota Provinsi Bugis Timur.
Pelabuhan Bajoe: Jembatan Perdagangan Antarprovinsi
Pelabuhan Bajoe, dengan sejarahnya sebagai pelabuhan penyeberangan penumpang antara Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, menjadi vital bagi aktivitas perdagangan dan transportasi antarprovinsi.
Sejak eksplorasi tambang di Kabupaten Bone pada tahun 2010, Pelabuhan Bajoe melayani kapal lokal dan luar negeri, mendukung pertumbuhan ekonomi tidak hanya Kabupaten Bone tetapi juga seluruh Provinsi Sulawesi Selatan.
BACA JUGA:Wacana Pemekaran Provinsi Sulawesi Selatan Membuka Jalan Bagi Pembentukan 2 Kabupaten Baru
BACA JUGA:Menyelusuri Kelezatan Jalangkote di Sulawesi Selatan: Sebuah Perjalanan Kuliner yang Menggoda
Sejarah dan Peran Strategis Pelabuhan Bajoe