Suku Banjar tak sendiri, ada juga kelompok etnis lain yang memberikan warna pada Kalimantan Selatan.
Suku Jawa (14,51%): Terutama berada di kawasan transmigrasi, terlihat di Tanah Laut dan Kota Banjarbaru.
Suku Bugis (2,81%): Mendiami pesisir pantai, khususnya di Tanah Bumbu dan Kotabaru.
BACA JUGA:Provinsi Kalimantan Selatan: Mengungkap 8 Fakta Unik yang Jarang Diketahui
BACA JUGA:Pembentukan Dua Kabupaten Baru di Kalimantan Selatan: Menciptakan Keseimbangan Pembangunan
Suku Dayak (2,23%): Mencakup Suku Dayak Meratus di pegunungan Meratus, Suku Dayak Bakumpai di hulu Sungai Barito, dan Suku Dayak rumpun Dusun-Maanyan-Lawangan di utara Pegunungan Meratus.
Bahasa: Jendela Keberagaman Budaya
Dalam keberagaman etnis, bahasa menjadi jendela yang memperlihatkan kekayaan budaya Kalimantan Selatan.
Bahasa Banjar: Dipakai sehari-hari oleh Suku Banjar, dengan dua dialek besar: Banjar Kuala dan Banjar Hulu.
Bahasa Dayak Meratus: Digunakan oleh masyarakat Dayak di selatan Pegunungan Meratus, memiliki pengaruh Melayik seperti Bahasa Banjar.
BACA JUGA:Pemekaran Kabupaten Kotabaru: Menuju Era Pembentukan Lima Kabupaten Baru di Kalimantan Selatan
BACA JUGA:Melihat Keberlimpahan Sumber Daya Alam Kalimantan Selatan: Potret Potensi Ekonomi dan Keberlanjutan
Bahasa Barito Timur: Digunakan oleh Suku Dayak rumpun Dusun-Maanyan-Lawangan di utara Pegunungan Meratus.
Bahasa sebagai Pewaris Budaya dan Agama
Lebih dari sekadar alat komunikasi, beberapa bahasa di Kalimantan Selatan memiliki peran penting dalam warisan budaya dan agama.
Dayak Ngaju: Bahasa ini, berasal dari Kalimantan Tengah, menjadi bahasa liturgi di Sinode Gereja Kalimantan Evangelis yang berkantor pusat di Kota Banjarmasin.