FNSS, laman yang dikutip, menjelaskan bahwa Tank Harimau dikenal sebagai Medium Weight Tank dengan teknologi modern dan eksklusif.
Desain arsitektur yang dimilikinya memberikan tingkat ketahanan medan perang yang unggul.
Perlindungan balistik canggih termasuk perlindungan ranjau yang ditanam pada Tank Harimau, tidak hanya meningkatkan keselamatan kru tetapi juga menunjukkan kecanggihan teknologi yang diusungnya.
BACA JUGA:T 50 Golden Eagle, Jet Tempur Latih Yang Banyak Kekurangannya
BACA JUGA:Perlombaan Persenjataan di Asia Tenggara: Indonesia Ambil Langkah Penting dengan Kapal Perang Baru
Selain itu, fitur kamera siang, malam, dan termal, bersama dengan dasbor digital multifungsi, memberikan pengalaman operasional yang terintegrasi dan mendukung efisiensi dalam berbagai kondisi.
Sistem penglihatan kinerja tinggi generasi ke-3 menjadi andalan Tank Harimau, memberikan keunggulan bagi operator penembak dan komandan.
Tak hanya itu, kehadiran Battlefield Management System (BMS) dan Laser Warning System (LWS) semakin menegaskan bahwa Tank Harimau bukan sekadar kendaraan tempur biasa.
BACA JUGA:Rafale vs FC-31: Drama Persenjataan Generasi 4.5 vs 5 dalam Pertempuran di Udara
BACA JUGA:Bell UH-1 Iroquois: Kiprah Legendaris Helikopter yang Mewarnai Perang Vietnam
Ketika kita beralih ke senjata utama, turret John Cockerill 3105 generasi terbaru dengan meriam utama 105 mm bertekanan tinggi menjadi poin krusial dalam kemampuan tempur Tank Harimau.
Dengan sistem canggih pada turret 105 mm ringan, Tank Harimau mampu memberikan tembakan anti-armor atau menghadapi objek dengan dimensi besar.
Dalam hal ini, Cockerill 3105 pada Tank Harimau tidak hanya menjadi senjata, tetapi juga simbol kecanggihan teknologi.
Tentu saja, tidak hanya unggul dalam kekuatan serangan, Tank Harimau juga memperlihatkan keunggulan dalam mobilitas.
BACA JUGA:Prestasi Gemilang: Helikopter H225M Buatan Indonesia Terbukti Handal di Misi Tempur Dunia
BACA JUGA:Dibalik Kehebatan Bell 412EP: Helikopter Buatan Lokal yang Mendunia