Menyingkap Kisah di Balik Hari Kasih Sayang: Trase Warna dari Santo Valentinus hingga Lupercalia

Selasa 13-02-2024,15:47 WIB
Reporter : Rhyca
Editor : Romi

PALEMBANG, PALPOS.ID - Setiap tahun, tanggal 14 Februari diperingati sebagai Hari Kasih Sayang atau Valentine's Day di berbagai belahan dunia.

Namun, sebenarnya asal-usul perayaan ini memiliki kisah yang menarik dan beragam.

BACA JUGA:Sejuta Warna Cinta: Eksplorasi Hari Kasih Sayang di Seluruh Dunia

BACA JUGA:Ornamen Bertema Imlek yang Lucu untuk Hiasi Pohon Angpao

Meskipun ada beberapa versi yang berbeda asal-usul sebenarnya dari Hari Kasih Sayang ternyata tidaklah sesederhana yang dibayangkan.

Santo Valentinus, seorang pendeta Kristen seringkali diidentifikasi sebagai tokoh di balik perayaan Hari Kasih Sayang.

BACA JUGA:Barongsai: Memancarkan Makna Simbolis dalam Budaya Tionghoa

BACA JUGA:Tarian Naga: Mempersembahkan Kekuatan Spiritual dalam Budaya Tionghoa

Menurut salah satu versi pada abad ke-3 Masehi Kaisar Romawi bernama Claudius II mengeluarkan larangan pernikahan bagi para prajurit muda karena ia percaya bahwa mereka akan menjadi prajurit yang lebih baik jika mereka tidak memiliki ikatan pernikahan.

Santo Valentinus dengan keyakinan bahwa cinta adalah sesuatu yang suci secara rahasia melaksanakan upacara pernikahan bagi para pasangan muda.

BACA JUGA:Melambangkan Kekuatan dan Keberuntungan: Makna Mendalam di Balik Tarian Naga dalam Perayaan Imlek

BACA JUGA:Menilik Perbedaan Gaya Kostum Barongsai dan Maknanya dalam Budaya Tionghoa

Ketika tindakannya terkuak ia dihukum mati pada tanggal 14 Februari.

Sejak saat itu tanggal tersebut diabadikan sebagai hari peringatan Santo Valentinus dan menjadi hari kasih sayang.

Namun, ada pula versi lain yang mengatakan bahwa perayaan Hari Kasih Sayang lebih berkaitan dengan perayaan pagan kuno yang disebut Lupercalia.

BACA JUGA:Mengapa Barongsai Identik dengan Perayaan Imlek?

BACA JUGA:Barongsai: Tarian Mistis yang Membawa Keberuntungan dan Kebahagiaan dalam Budaya Tionghoa

Kategori :