Kapal bertenaga nuklir dapat beroperasi dengan kecepatan lebih tinggi untuk jangka waktu yang lama, yang merupakan faktor penting dalam penempatan strategis dan proyeksi kekuatan di perairan global.
Blue-water Navy: Evolusi Strategis Angkatan Laut China
Angkatan Laut China bermutasi menjadi blue-water navy, konsepnya mengacu pada kekuatan maritim yang mampu beroperasi secara global, jauh dari pantai asal suatu negara, melintasi perairan dalam di lautan terbuka.
BACA JUGA:Rusia Mengerahkan Sukhoi Su-57 dalam Operasi Militer di Wilayah Ukraina
BACA JUGA:Negara Tetangga Indonesia, Yaitu Singapura Akan Borong Delapan Pesawat Tempur F-35A Lightning II
Berbeda dengan "green-water navy", yang dirancang untuk beroperasi di perairan yang lebih pesisir dan dangkal di dekat pantai suatu negara, blue-water navy mempunyai kapasitas jangkauan dan daya tahan yang lebih luas, sehingga memungkinkan mereka untuk memproyeksikan kekuatan, melakukan ekspedisi jarak jauh, dan mengamankan jalur laut internasional.
Blue-water navy merupakan komponen penting dari kemampuan suatu negara untuk memberikan pengaruh dan menjaga keamanan di luar wilayah geografis terdekatnya.
Biasanya mencakup armada kapal induk, kapal selam, dan kapal perang besar lainnya yang dilengkapi dengan logistik jarak jauh dan mampu melaksanakan berbagai misi mulai dari pencegahan dan pertahanan strategis hingga bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana.
BACA JUGA:Indonesia Resmi Akuisisi Pesawat Tanker Airbus A330 MRTT untuk TNI AU
BACA JUGA:Indonesia dan Turki Berbagi Teknologi untuk Produksi Drone ANKA
Pengembangan kapal induk bertenaga nuklir tidak hanya mewakili kemajuan kemampuan militer China tetapi juga langkah strategis dalam konteks dinamika pertahanan internasional yang lebih luas.
Hal ini menandakan niat untuk mendapatkan peran yang lebih besar di panggung dunia, di tengah meningkatnya persaingan maritim, khususnya di kawasan Pasifik di mana Angkatan Laut AS telah menjadi kekuatan yang dominan.
Dengan langkah ini, China menunjukkan keseriusannya dalam mengukir posisinya dalam arus utama geopolitik global, sementara juga meningkatkan ketegangan dan persaingan di kawasan Asia Pasifik.***