Abdul Hakim, seorang anggota DPR RI asal Lampung, menyoroti bahwa kegagalan proyek ini lebih karena kalah prioritas daripada perbedaan persepsi.
Ia menegaskan bahwa gagasan membangun kota baru merupakan hal yang baik, namun implementasinya terkendala oleh prioritas yang berbeda.
Tokoh-tokoh seperti Anshori Djausal, Citra Persada, dan Dian Wahyu Kusuma turut memberikan pandangan mereka tentang proyek yang terkatung-katung ini.
BACA JUGA:Rencana Pemekaran Wilayah Provinsi Lampung Menghadapi Perubahan Besar Untuk Masa Depan Lebih Baik
Semua sepakat bahwa pembangunan Kota Baru Lampung adalah sebuah ide yang baik secara konseptual, namun terbentur pada kendala implementasi yang kompleks.
Tantangan yang Menghadang
Kota Baru Lampung memang menghadapi tantangan besar. Dari skala prioritas hingga masalah anggaran, proyek ini seperti tersandera oleh berbagai masalah yang rumit.
Politisi dan pakar perencanaan setuju bahwa pembangunan kota baru harus disiapkan secara bertahap dan sistematis, dengan perhatian khusus terhadap aspek politis yang transparan.
Melanjutkan Mimpi yang Terputus
Meskipun terhenti dalam waktu yang cukup lama, masih ada harapan bahwa Kota Baru Lampung dapat bangkit kembali.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah: Langkah Menuju Kemajuan Kota Metro Lampung Calon Ibukota Provinsi Lampung Tengah
Mantan Gubernur Sjachroedin ZP bahkan secara terbuka meminta kepada Gubernur Arinal Djunaidi untuk melanjutkan pembangunan proyek tersebut.
Dengan komitmen baru dan perbaikan infrastruktur yang tengah dilakukan, mungkin saja mimpi untuk menciptakan sebuah kota baru yang modern dan dinamis di Provinsi Lampung bisa menjadi kenyataan.
Perjuangan Otonomi Baru di Provinsi Lampung: Kabupaten Natar Agung vs Kabupaten Bandar Lampung.