LAMPUNG, PALPOS.ID - Kota Baru Lampung: Mimpi yang Menggantung di Tengah Perbukitan Hijau Lampung Selatan.
Menggeliat di tengah perbukitan hijau Lampung Selatan, proyek mega Kota Baru Lampung yang digagas sejak lebih dari satu dekade lalu oleh Gubernur Sjachroedin ZP telah menjadi sebuah monumen terabaikan, sebuah saksi bisu dari ambisi yang mati suri.
Mangkraknya Mimpi Megah
Pada tahun 2010, Gubernur Sjachroedin ZP dengan penuh semangat memulai perjalanan menuju visinya: menciptakan sebuah kota baru yang akan menjadi ibu kota Provinsi Lampung yang baru.
Dibangun di atas tanah seluas 1.300 hektare di Kabupaten Lampung Selatan, proyek ini direncanakan untuk menjadi pusat pemerintahan yang modern dan dinamis, menggantikan Kota Bandar Lampung yang dinilai telah kelebihan beban.
BACA JUGA:Otonomi Baru Provinsi Lampung: Pusat Kelahiran Konglomerat dan Pejabat Tinggi Negara
Namun, seperti angan yang melayang di awan, impian itu perlahan-lahan menjadi bayangan.
Dua Gubernur, Satu Mimpi Terbengkalai
Meski sempat mengalami dua pergantian kepemimpinan gubernur, proyek Kota Baru Lampung tetap terdampar di tengah jalan.
Gubernur Sjachroedin ZP yang memulai proyek ini dengan penuh semangat, digantikan oleh Ridho Ficardo yang juga belum berhasil menghidupkan kembali nyala semangat pembangunan.
Kini, tampuk kepemimpinan dipegang oleh Arinal Djunaidi, yang diharapkan dapat menghidupkan kembali proyek yang telah terlupakan itu.
BACA JUGA:Lampung: Destinasi Wisata Unggulan yang Memikat Hati Wisatawan
BACA JUGA:Bandar Lampung vs Palembang: Duel Gedung Tinggi dan Pesona Pariwisata Eksotis
Mimpi yang Kandas di Padang Rumput