Konsep desain kota metropolitan ini mencakup berbagai fasilitas modern seperti hotel, pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan apartemen, semua berfungsi sebagai pendukung utama bandara dan pusat kegiatan ekonomi di sekitarnya.
Proyek pembangunan Kota Metropolitan ini direncanakan akan dilaksanakan dalam beberapa tahap hingga tahun 2037.
Tahap pertama, yang dimulai pada tahun 2018, telah mencakup pembangunan apartemen, kawasan perkantoran, dan fasilitas komersial lainnya.
BACA JUGA:Usulan Pembentukan Kabupaten Bogor Selatan: Harapan dan Kendala Otonomi Baru di Jawa Barat
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Kabupaten Bogor Timur: Menggalang Dukungan untuk Daerah Otonomi Baru di Jawa Barat
Sedangkan tahap-tahap berikutnya akan melibatkan pengembangan lebih lanjut dari berbagai jenis properti seperti apartemen terjangkau dan premium, pusat perbelanjaan, dan hotel.
Potensi Ekonomi yang Menjanjikan
Direktur Utama PT BIJB, Salahudin Rafi, menekankan pentingnya investasi di Grand Kertajati Aerocity Area sebagai peluang emas bagi para investor.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat di sekitarnya, termasuk sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan kerajinan kreatif, Kota Metropolitan Kertajati diharapkan dapat menjadi magnet bagi investor domestik maupun internasional.
Selain itu, rencana relokasi pabrik dari 17 perusahaan internasional ke Kawasan Industri Batang dan Kawasan Industri Brebes di Jawa Tengah menambah potensi ekspansi ekonomi di wilayah tersebut.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Kabupaten Subang Utara: Menuju Kesejahteraan Otonomi Baru di Provinsi Jawa Barat
Dengan adanya infrastruktur yang mendukung dan aksesibilitas yang baik, Bandara Kertajati diharapkan akan menjadi pusat aktivitas ekonomi dan perdagangan yang semakin berkembang.
Tantangan dan Peluang ke Depan
Meskipun prospek Kertajati sebagai kota metropolitan menjanjikan, tetapi tentu saja ada tantangan yang perlu diatasi.
Salah satu tantangan utama adalah memastikan bahwa pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, serta mengelola pertumbuhan yang cepat agar tidak mengorbankan kualitas hidup masyarakat lokal.