Penerbangan ini melintasi tiga samudra, membuktikan kehandalan dan keunggulan teknis Hercules yang belum pernah terjadi pada militer manapun di dunia pada masa itu.
Ini bukan hanya sebuah operasi transportasi, melainkan demonstrasi keunggulan dan kedaulatan.
Pada 18 Maret 1960, sejarah dicatat saat Mayor Udara Penerbang S Tjokroadiredjo bersama timnya berhasil mendaratkan Hercules pertama di Pelabuhan Udara Kemayoran, Jakarta.
BACA JUGA:Kemandirian Militer Turki: Turki Berambisi Membangun Kapal Induk di Masa Depan
BACA JUGA:Menhan Amerika Serikat Telpon Menhan Prabowo : Tagih Janji Pembelian Jet Tempur F-15 EX
Keberhasilan ini menjadi simbol kemampuan dan kedaulatan Indonesia dalam mengoperasikan pesawat multiengine turboprop pertama di negeri ini.
Kehadiran C-130B Hercules juga menandai Indonesia sebagai salah satu operator terbesar Hercules di belahan bumi selatan.
Tidak hanya berfungsi sebagai pesawat angkut, Hercules juga mendukung berbagai operasi kemanusiaan dan bencana, menegaskan posisinya sebagai tulang punggung logistik udara TNI AU.
BACA JUGA:PT PAL Mengungkap Frigate Merah Putih dengan 64 VLS: Apa Artinya Ini untuk Pertahanan Indonesia ?
BACA JUGA:KRI R. E. Martadinata-331 Bersiap Menuju Gelanggang RIMPAC 2024 di Hawaii
Kekuatan, ketangguhan, dan keandalan Hercules telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari pertahanan dan keamanan nasional Indonesia.
Saat ini, dengan berat hati namun penuh kebanggaan, TNI AU meresmikan pensiunnya KC-130B Hercules A-1309 yang telah mengabdi sejak 1961.
Pesawat ini telah menjadi saksi bisu perkembangan dan modernisasi Skadron Udara 32 TNI AU, serta menjadi simbol ketahanan dan kemandirian bangsa dalam mempertahankan kedaulatannya.
BACA JUGA:PT DI Berhasil Ubah Pesawat Angkut Militer CN 235-220 Malaysia Jadi Pesawat MPA
BACA JUGA:Kalashnikov Luncurkan AK-12 Versi 2023 Lebih Canggih Lagi untuk AD Rusia
Di tengah suara gemuruh mesinnya yang kini telah sunyi, cerita tentang C-130 Hercules akan terus mengudara sebagai legenda terbang yang pernah mengisi langit Indonesia.