Ketika pasukan Nazi menyerang Uni Soviet,
Zaytsev, bersama banyak rekannya, secara sukarela dikirim ke garis depan. Pada saat itu, dia telah mencapai pangkat Sersan Mayor.
Menyelamatkan Stalingrad
BACA JUGA:China Mengembangkan Kapal Selam Nuklir Mini Type 041
BACA JUGA:KSAL Ungkap Rencana Pembelian Kapal Selam Interim Sebelum Kedatangan Scorpene
Pada 22 September 1942, Zaytsev menyeberangi Sungai Volga dan bergabung dengan Resimen Senapan 1047 dari Divisi Senapan ke-284, Angkatan Darat ke-62, yang dipimpin oleh Jenderal Nikolai Batyuk.
Dalam salah satu momen yang menentukan, komandan Zaytsev menunjuk seorang tentara musuh yang terlihat dari sebuah jendela yang berjarak 800 meter.
Dengan satu tembakan dari senapan Mosin-Nagantnya, Zaytsev berhasil menewaskan tentara tersebut.
BACA JUGA:Tank Challenger 3 Baru Angkatan Darat Inggris jalani Uji Coba Tembakan Langsung Pertama
BACA JUGA:KSAL Optimistis TKDN Kapal Selam Scorpene Evolved Lebih dari 50 Persen
Tak lama kemudian, dua tentara Jerman lainnya muncul di jendela untuk memeriksa perwira mereka yang gugur, dan Zaytsev kembali melepaskan dua tembakan tepat sasaran.
Karena keberhasilan ini, ia dianugerahi Medali Keberanian dan senapan runduk, serta namanya mulai dikenal luas sebagai pahlawan dan teladan bagi tentara lain.
Kemampuan luar biasa Zaytsev sebagai penembak runduk memungkinkannya mendirikan sekolah pelatihan penembak runduk di pabrik Metiz.
BACA JUGA:Babcock Tandai Milestone Penting: Mesin Utama Terpasang di HMS Active!
BACA JUGA:Kerjasama Strategis di DSA 2024 Antara Korea Selatan dan Malaysia
Para muridnya dijuluki 'zaichata', yang berarti bayi kelinci, sebagai penghormatan terhadap sang guru.