Kota Tanjung Balai memiliki potensi ekonomi yang signifikan. Dengan luas wilayah sekitar 60 kilometer persegi, kota ini tidak hanya memiliki posisi strategis di tepi Sungai Asahan, tetapi juga merupakan pusat perdagangan dan ekonomi bagi wilayah sekitarnya.
Sungai Asahan, sebagai sungai terpanjang di Provinsi Sumatera Utara, memainkan peran penting dalam transportasi dan pengangkutan barang.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sumatera Utara: Usulan Pembentukan Provinsi Otonomi Baru Kepulauan Nias Menggeliat
Jumlah penduduk Kota Tanjung Balai sekitar 125 ribu jiwa. Dengan kepadatan penduduk mencapai 20.000 jiwa per kilometer persegi, kota ini pernah mendapat predikat sebagai kota terpadat di Asia Tenggara.
Kepadatan ini mencerminkan potensi pasar yang besar serta dinamika ekonomi yang aktif.
Kota ini juga dikenal sebagai Kota Kerang, mengingat produksinya yang melimpah akan kerang dan hasil laut lainnya.
Pesta Kerang yang diadakan setiap tahun menjadi salah satu daya tarik utama dan potensi wisata yang menarik banyak pengunjung.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sumatera Utara: Usulan Pembentukan Daerah Otonomi Baru Provinsi Tapanuli Mencuat
Selain itu, Kota Tanjung Balai juga pernah menerima penghargaan Adipura sebagai Kota Terbersih, menunjukkan komitmen terhadap lingkungan yang bersih dan sehat.
Usulan Pembentukan Provinsi Sumatera Timur
Usulan pembentukan Provinsi Sumatera Timur bukanlah hal baru. Sejak tahun 2002, sudah ada upaya dan kajian akademis untuk mendukung wacana ini.
Salah satu tokoh yang memperjuangkan pemekaran ini adalah Muslim Simbolon, Ketua Komite Pemekaran Provinsi Sumatera Timur (KPPST).
Kajian dari Pusat Penelitian Universitas Medan menunjukkan bahwa pembentukan Provinsi Sumatera Timur sangat direkomendasikan, dengan skor 452 dari 35 indikator yang dipersyaratkan.
Faktor historis juga menjadi alasan penting. Sumatera Timur pernah berdiri sebagai entitas terpisah dalam Republik Indonesia Serikat (RIS) bersama delapan keresidenan lainnya, dimana tujuh di antaranya kini sudah menjadi provinsi sendiri.