Mitos Gigi Berbunyi Saat Tidur Dianggap Memiliki Khodam: Fakta atau Fiksi?

Minggu 28-07-2024,16:53 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yan

Fakta Medis

Namun, bagaimana pandangan medis terhadap kondisi ini? Tim Bincang Perempuan melakukan penelusuran fakta mengenai bunyi gigi saat tidur. 

Secara medis, kondisi ini dikenal sebagai bruxism. Bruxism adalah kebiasaan menggemeretakkan, menggesek, atau mengerat gigi, baik saat tidur (sleep bruxism) maupun saat bangun (awake bruxism).

BACA JUGA:Cek Fakta: Penyangkalan dan Penjelasan Terkait Klaim 10 WNI sebagai Tentara Bayaran Ukraina

BACA JUGA:Cek Fakta: Benarkah Jakarta Sengaja Dibuat Banjir Agar Rakyat Dukung IKN

Fenomena bruxism telah diketahui sejak zaman kuno, sekitar 600-200 SM. 

Di Amerika Serikat, diperkirakan 45 juta orang memiliki gejala bruxism saat tidur, dan sekitar 20% mengalami bruxism saat bangun. 

Prevalensi bruxism berkisar antara 14-20% pada anak-anak, 5-8% pada orang dewasa, dan menurun menjadi 3% pada orang di atas 60 tahun. 

Tidak ada perbedaan signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam hal prevalensi bruxism.

BACA JUGA:Cek Fakta: Mahfud MD Katakan Penggundulan Hutan di Indonesia Tertinggi di Dunia, Benarkah?

BACA JUGA:Cek Fakta: Lebih dari 13 Ribu Desa Maju dan Mandiri? Fakta Terungkap!

Menurut penelitian Lobbezoo dan Naeije (2001) dalam "Bruxism is mainly regulated centrally not peripherally" yang diterbitkan di Journal Oral Rehabil, bruxism seringkali disebabkan oleh faktor psikososial seperti stres, kecemasan, dan ketegangan. 

Faktor psikologis seperti kemarahan terpendam atau frustrasi, serta tipe kepribadian agresif, kompetitif, dan hiperaktif juga berperan. 

Selain itu, Mayo Clinic mengidentifikasi bahwa bruxism bisa didasari oleh kondisi fisik, psikis, hingga faktor genetik.

Faktor Risiko Bruxism

Beberapa faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya bruxism meliputi:

Kategori :