Mitos Gigi Berbunyi Saat Tidur Dianggap Memiliki Khodam: Fakta atau Fiksi?

Minggu 28-07-2024,16:53 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yan

BACA JUGA:Cek Fakta: Penelitian Menyelidiki Klaim Filter Rokok Mengandung Darah Babi

BACA JUGA:Manfaat Buah Manggis Bagi Ibu Hamil, Yuk Cek Faktanya

Stres: Stres dan kondisi psikis lainnya seperti kecemasan, marah, hingga frustrasi dapat memicu kebiasaan menggemeretakkan gigi.

Usia: Anak-anak lebih rentan mengalami bruxism, terutama selama pertumbuhan gigi.

Kepribadian: Orang dengan kepribadian agresif, kompetitif, dan hiperaktif lebih mungkin mengalami bruxism.

Terapi Obat-obatan: Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antidepresan, dapat menyebabkan bruxism sebagai efek samping. Begitu pula dengan kebiasaan merokok, minum alkohol, dan konsumsi kafein.

Riwayat Keluarga: Kebiasaan bruxism sering kali diturunkan dalam keluarga.

Gangguan Kesehatan: Beberapa kondisi medis seperti Parkinson, demensia, GERD, epilepsi, sleep apnea, dan ADHD dapat meningkatkan risiko bruxism.

Penanganan Bruxism

Menurut Aloe F. (2008) dalam "Sleep bruxism treatment" yang dimuat di Journal Sleep Sci, tidak ada satu jenis perawatan yang pasti untuk bruxism. 

Penanganan biasanya melibatkan kombinasi perawatan perilaku, perawatan gigi, dan perawatan farmakologis. Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan meliputi:

Terapi Perilaku: Mengurangi stres dan kecemasan melalui teknik relaksasi dan terapi perilaku kognitif.

Perawatan Gigi: Penggunaan pelindung gigi atau splint untuk mencegah kerusakan gigi.

Perawatan Farmakologis: Penggunaan obat-obatan tertentu untuk mengurangi gejala bruxism.

Kesimpulan

Setelah menelusuri berbagai fakta medis, dapat disimpulkan bahwa bunyi gigi saat tidur atau bruxism adalah kondisi medis yang harus ditangani secara serius karena berkaitan dengan kesehatan fisik dan psikis. Informasi yang beredar bahwa bruxism adalah tanda seseorang memiliki khodam adalah hoaks yang tidak berdasar.

Kategori :