Sejak zaman Orde Baru, Golkar dikenal sebagai partai yang didukung oleh tiga kelompok utama: ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), birokrat, dan golongan masyarakat yang meliputi berbagai profesi seperti petani, nelayan, dan pengusaha.
Ridwan menegaskan bahwa sejak 1997, Jokowi sudah menjadi bagian dari golongan pengusaha sebagai Ketua Asosiasi Mebel Indonesia Solo Raya.
BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar: Kahar Muzakir Sah Jadi Plt Ketua Umum Partai Beringin
Meskipun Jokowi tidak pernah terlibat secara langsung dalam struktur kepengurusan Golkar, dia dianggap telah mengadopsi dan mengimplementasikan nilai-nilai Golkar dalam kebijakan dan gaya kepemimpinannya sebagai presiden.
Respons Istana dan Spekulasi Politik
Sementara itu, Istana Kepresidenan melalui Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, menegaskan bahwa pengunduran diri Airlangga Hartarto adalah keputusan pribadi dan tidak terkait dengan Presiden Jokowi.
Ari menyatakan bahwa Jokowi tetap fokus pada tugas-tugas kenegaraan dan tidak terlibat dalam dinamika internal partai politik manapun, termasuk Golkar.
Meski demikian, spekulasi tentang keterlibatan Jokowi dalam Golkar tetap mengemuka.
BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar: Adakah Kepentingan Istana di Balik Langkah Tersebut?
BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar: Tiga Kelompok Dorong Munaslub Partai Beringin
Beberapa pengamat politik melihat bahwa dorongan dari Dewan Pakar Golkar untuk Jokowi menjadi Ketua Umum merupakan sinyal tentang arah baru yang mungkin diambil oleh partai tersebut, terutama menjelang Pemilu 2024.
Jika Jokowi benar-benar terlibat, hal ini bisa menjadi langkah strategis bagi Golkar untuk memperkuat posisinya dalam peta politik nasional.
Kahar Muzakir Jadi Plt Ketua Umum: Langkah Stabilitas Internal
Dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini, Partai Golkar bergerak cepat untuk memastikan stabilitas internal.
Ketua Bidang Organisasi DPP Golkar, Zulfikar Arse Sadikin, mengumumkan bahwa Kahar Muzakir, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Koordinasi Bidang Kepartaian, akan menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum hingga pemilihan definitif dilakukan.