BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar: Apa Strategi Selanjutnya bagi Partai Beringin?
Penunjukan Kahar Muzakir sebagai Plt ini berdasarkan aturan internal partai yang tertuang dalam Peraturan Organisasi Nomor 08/2020 tentang Pergantian Antar Waktu.
Zulfikar menegaskan bahwa penunjukan ini merupakan langkah penting untuk menjaga agar kepengurusan partai tetap berjalan dengan lancar selama masa transisi.
Kahar Muzakir, seorang politisi senior Golkar dengan pengalaman panjang, dianggap sebagai pilihan yang tepat untuk memimpin partai sementara waktu.
Dalam beberapa bulan ke depan, Kahar diharapkan dapat menjaga stabilitas partai dan mempersiapkan proses pemilihan Ketua Umum yang baru, yang diperkirakan akan berlangsung menjelang Musyawarah Nasional (Munas) Golkar.
Menuju Munas Luar Biasa: Persaingan Ketat untuk Posisi Ketua Umum
Keputusan Airlangga untuk mundur dari jabatan Ketua Umum membuka pintu bagi Munas Luar Biasa (Munaslub) yang akan menentukan pemimpin baru Golkar.
Beberapa nama sudah mulai disebut-sebut sebagai kandidat potensial untuk mengisi posisi ini.
Di antara nama-nama yang muncul, beberapa tokoh terkemuka seperti Agus Gumiwang Kartasasmita dan Bahlil Lahadalia menjadi sorotan utama.
Agus Gumiwang, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Perindustrian, memiliki hubungan dekat dengan Airlangga dan telah lama berkecimpung dalam dunia politik.
Sebagai anak dari Ginandjar Kartasasmita, tokoh senior Golkar, Agus dianggap memiliki legitimasi kuat dan pengalaman untuk memimpin partai.
Namun, meskipun namanya kerap disebut sebagai calon kuat, Agus belum memberikan konfirmasi apakah akan maju dalam Munaslub mendatang.
Di sisi lain, Bahlil Lahadalia, yang kini menjabat sebagai Menteri Investasi, juga disebut-sebut sebagai calon potensial.
Bahlil, yang dikenal sebagai sosok muda dengan latar belakang pengusaha, dianggap dapat membawa angin segar dan perubahan dalam tubuh Golkar.
Namun, seperti halnya Agus, Bahlil juga belum secara resmi mengumumkan niatnya untuk maju sebagai Ketua Umum.