PALPOS.ID-Isuzu Panther telah lama menjadi simbol ketangguhan dan keandalan di pasar otomotif Indonesia, terutama di segmen kendaraan niaga ringan.
Namun, seiring berjalannya waktu dan semakin ketatnya regulasi emisi di Indonesia, Isuzu Panther generasi keempat kini menghadapi tantangan besar.
Mesin legendaris 4JA1 yang telah menjadi jantung penggerak Panther selama beberapa dekade, ternyata belum memenuhi standar emisi Euro4, yang saat ini menjadi persyaratan wajib bagi kendaraan baru di Indonesia.
Mesin 4JA1 yang digunakan oleh Isuzu Panther dikenal dengan ketangguhannya.
BACA JUGA:Menjelajahi BYD Xia: Desain Elegan dan Fitur Futuristik dalam MPV Modern
BACA JUGA:Mengapa Suzuki Ignis Tetap Diburu Meski Sudah Disuntik Mati?
Mesin diesel ini memiliki daya tahan yang luar biasa dan telah terbukti mampu bertahan dalam berbagai kondisi jalan dan cuaca di Indonesia.
Namun, teknologi mesin ini sudah cukup lawas, dan tanpa pembaruan signifikan, sulit bagi Isuzu untuk memenuhi standar emisi Euro4 yang lebih ketat.
Standar emisi Euro4 menuntut kendaraan untuk menghasilkan emisi yang lebih rendah, khususnya dalam hal polutan seperti karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), dan nitrogen oksida (NOx).
PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) mengungkapkan bahwa meningkatkan mesin 4JA1 Panther agar sesuai dengan standar Euro4 sebenarnya mungkin dilakukan, tetapi dengan biaya yang tidak sedikit.
BACA JUGA:BMW Tarik 12.500 Unit Mini Cooper Listrik Karena Masalah Baterai
BACA JUGA:Honda Civic Estilo: Ikon Hatchback yang Menolak Tua Keberadaannya Kian Diburu dan Dipuja
Untuk mencapai standar emisi yang lebih tinggi, tidak hanya mesin yang perlu di-upgrade, tetapi juga berbagai aspek lain dari kendaraan, seperti sistem bahan bakar, sistem pembuangan, dan bahkan struktur kendaraan itu sendiri.
Salah satu alasan utama mengapa mesin Panther sulit ditingkatkan ke standar Euro4 adalah perbedaan layout atau tata letak ruang mesin antara Panther dan model lainnya, seperti Isuzu Traga.
Menurut PT IAMI, meskipun secara dimensi ruang mesin Panther lebih lapang, namun konstruksi dan desainnya berbeda dengan Traga, sehingga membuat adaptasi mesin yang lebih ramah lingkungan menjadi lebih rumit.