"Kami juga akan memastikan evaluasi menyeluruh, termasuk rencana pengangkatan reruntuhan konstruksi Jembatan P6 sehingga bisa segera dibuka untuk pelayaran,” tegasnya.
BACA JUGA:Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi Tandatangani Deklarasi Final Dokumen Materi Teknis Muatan Perairan
BACA JUGA:Kantor Penghubung Komisi Yudisial di Sumsel: Langkah Baru dalam Memperkuat Integritas Peradilan
Pj Gubernur mengingatkan bahwa menjaga aspek keamanan dan keselamatan tetap menjadi prioritas utama dalam proses pemulihan dan pembangunan kembali jembatan tersebut.
“Kita harus memastikan bahwa aktivitas ekonomi dapat kembali berjalan tanpa mengabaikan aspek keselamatan. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk menjaga keamanan masyarakat,” tambah Elen.
Dalam laporannya, Penjabat Bupati Muba, Sandi Fahlepi, menjelaskan kronologi ambruknya Jembatan P6 Lalan.
Insiden tersebut terjadi pada Senin malam, 12 Agustus 2024, sekitar pukul 20.40 WIB. Jembatan tersebut ambruk setelah ditabrak oleh kapal yang mengangkut batubara.
BACA JUGA:Sekda Sumsel Edward Candra Terima Duplikat Bendera Pusaka HUT RI Ke-79 dari Kepala BPIP RI
BACA JUGA: Inflasi Sumsel Juli 2024 Tercatat 1,87%: Pj Gubernur Elen Setiadi Ungkap Kondisi Ekonomi Terkini
Kapal tersebut ditarik oleh TB Medelin Spirit dan Tongkang Santana Jaya Cargo, dengan bantuan Tugboat Paris 22.
Kapal tersebut melintas di bawah jembatan pada malam hari saat kondisi air sedang pasang.
Sandi Fahlepi melaporkan bahwa kapal dan tongkang yang terlibat dalam insiden telah diamankan oleh Polairud di sekitar lokasi kejadian.
Kapten kapal juga telah diamankan oleh Direktorat Polairud Polda Sumsel untuk investigasi lebih lanjut.
BACA JUGA:Pertamina Ambil Langkah Masif, Serahkan Bantuan Penanggulanan Karhutla di Sumsel
“Segala tindakan telah diambil untuk memastikan keamanan dan melakukan investigasi. Kapal serta tongkang yang terlibat telah diamankan, dan kapten kapal juga telah diperiksa. Kami berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini dan menangani dampak sosial yang timbul akibat ambruknya jembatan,” ujar Sandi Fahlepi.