PALPOS.ID-SsangYong, salah satu pabrikan otomotif terbesar di Korea Selatan dan pernah menjadi simbol kekuatan industri otomotif negara tersebut, kini harus menghadapi kenyataan pahit dengan menyatakan kebangkrutan.
Perusahaan ini, yang dulu pernah dimiliki oleh Daewoo dan kemudian diambil alih oleh Mahindra, raksasa otomotif asal India, tidak mampu bertahan dari gempuran krisis keuangan yang diperburuk oleh dampak pandemi global.
Dalam perjalanan panjangnya, SsangYong pernah mencapai puncak kejayaannya di era 90-an.
Saat itu, perusahaan ini berhasil menjalin kerja sama strategis dengan Mercedes-Benz, salah satu produsen mobil paling bergengsi di dunia.
BACA JUGA:Mesin 4JA1 Isuzu Panther yang Tangguh Kini diwariskan Kepada Isuzu Traga Berstandar Euro4
BACA JUGA:Menjelajahi BYD Xia: Desain Elegan dan Fitur Futuristik dalam MPV Modern
Kemitraan ini menghasilkan beberapa model yang diproduksi oleh SsangYong dengan teknologi dan standar kualitas dari Mercedes-Benz.
Salah satu model yang cukup ikonik dari kolaborasi ini adalah SsangYong Musso, yang dikenal dengan nama SsangYong Boxer 320 di Indonesia.
Namun, kisah SsangYong di Indonesia tidaklah panjang.
Merek ini sempat hadir di bawah naungan PT Indobuana Auto Raya, yang juga memproduksi mobil-mobil andalan para pejabat pada masanya, seperti Volvo.
BACA JUGA:Mengapa Suzuki Ignis Tetap Diburu Meski Sudah Disuntik Mati?
BACA JUGA:BMW Tarik 12.500 Unit Mini Cooper Listrik Karena Masalah Baterai
Di Indonesia, SsangYong Musso diperkenalkan sebagai SUV besar dengan lima pintu dan kapasitas tujuh penumpang, sebuah kendaraan yang diposisikan untuk bersaing dengan SUV lain seperti Mitsubishi Pajero V6.
SsangYong Musso memiliki karakteristik yang unik. Mobil ini merupakan hasil perpaduan teknologi Mercedes-Benz dengan desain bodi dan sasis buatan SsangYong.
Meskipun desain bodinya dianggap tidak biasa untuk ukuran selera masyarakat Indonesia, nyatanya mobil ini berhasil meraih penghargaan Auto Design Award dari Birmingham Auto Show pada tahun 1994 dan 1996.