Jokowi Resmikan Ekspor Pasir Laut Setelah 20 Tahun Dilarang: Pro dan Kontra Kebijakan

Minggu 15-09-2024,14:25 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yen_har

BACA JUGA:Aloha Pasir Putih di Pantai Indah Kapuk 2, Tangerang, Banten, Rasa Hawaii Memanjakan Mata Wisatawan

Reklamasi Singapura: Kisah Ekspor Pasir Laut yang Menguntungkan Tetangga

Kisah ekspor pasir laut Indonesia ke Singapura bukanlah hal baru. Sebelum larangan diberlakukan pada tahun 2003, Singapura menjadi konsumen terbesar pasir laut Indonesia. 

Negara ini sangat membutuhkan pasir laut untuk proyek reklamasi guna memperluas daratan, mengingat luas wilayahnya yang terbatas.

Proyek reklamasi Singapura dimulai sejak era kolonial Inggris, terutama pada masa Stamford Raffles pada tahun 1819. 

Salah satu proyek reklamasi terbesar di Singapura adalah Reklamasi Pantai Timur (East Coast Reclamation) yang berlangsung selama lebih dari 30 tahun. Pasir laut yang digunakan dalam proyek ini sebagian besar berasal dari Kepulauan Riau.

Pada puncaknya, ekspor pasir laut Indonesia ke Singapura mencapai sekitar 250 juta meter kubik per tahun, dengan harga sekitar 1,3 dollar Singapura per meter kubik. 

Namun, kegiatan ini menyebabkan dampak lingkungan yang signifikan di Kepulauan Riau, seperti abrasi yang mengancam beberapa pulau kecil, termasuk Pulau Nipah yang hampir tenggelam.

Hingga saat ini, Singapura telah memperluas daratannya hingga mencapai 719 kilometer persegi, bertambah sekitar 25 persen dari luas awalnya sebelum merdeka. 

Hal ini menjadikan Singapura sebagai salah satu negara dengan reklamasi daratan terbesar di dunia.

Dampak Lingkungan dan Sosial dari Ekspor Pasir Laut

Kebijakan ekspor pasir laut Jokowi menghadapi kritik keras dari aktivis lingkungan. 

Mereka berpendapat bahwa meskipun pemerintah beralasan bahwa pasir laut yang diekspor adalah hasil dari pembersihan sedimentasi, dampak ekologis jangka panjang tetap mengkhawatirkan.

Ekosistem laut dan pesisir Indonesia sangat bergantung pada stabilitas alami pantai dan dasar laut. 

Pengerukan pasir dapat merusak habitat penting bagi spesies laut seperti terumbu karang, ikan, dan mangrove. 

Selain itu, abrasi pantai yang disebabkan oleh hilangnya pasir dapat mengancam keberlangsungan pulau-pulau kecil di Indonesia, yang merupakan rumah bagi ribuan orang yang menggantungkan hidup mereka pada sumber daya laut.

Kategori :