Selain itu, Tauhid juga mengingatkan bahwa kebijakan semacam ini, yang hanya berfokus pada satu aspek kesehatan tanpa mempertimbangkan dampak ekonomi, dapat menjadi bumerang bagi pemerintah.
Ia mengusulkan agar pemerintah lebih berhati-hati dalam merancang kebijakan, dengan mempertimbangkan berbagai sisi, termasuk potensi kehilangan pendapatan negara yang sangat besar.
Pengaruh Kebijakan Polos di Negara Lain
Indonesia bukanlah negara pertama yang mencoba menerapkan kebijakan kemasan polos untuk produk rokok.
Negara-negara seperti Australia dan Inggris telah menerapkan kebijakan serupa dalam upaya mengurangi prevalensi merokok di kalangan masyarakat.
Namun, hasil yang diperoleh di negara-negara tersebut menunjukkan adanya perdebatan mengenai efektivitas kebijakan ini.
Di satu sisi, beberapa studi menunjukkan adanya penurunan jumlah perokok, tetapi di sisi lain, muncul peningkatan perdagangan rokok ilegal yang sulit diawasi oleh pemerintah.
Indonesia, dengan pasar rokok yang jauh lebih besar dan kompleks, tentu memiliki tantangan tersendiri dalam menerapkan kebijakan ini.
Dalam konteks Indonesia, di mana rokok juga menjadi bagian dari budaya dan kebiasaan masyarakat, kebijakan kemasan polos mungkin tidak serta-merta memberikan hasil yang diharapkan.
Henry Najoan dari GAPPRI menekankan bahwa Indonesia harus berhati-hati dalam mengadopsi kebijakan yang diterapkan di negara lain, mengingat kondisi pasar dan perilaku konsumen yang sangat berbeda.
Menurutnya, kebijakan yang diterapkan di negara-negara Barat belum tentu cocok untuk diterapkan di Indonesia tanpa adanya penyesuaian yang matang.
"Kita harus belajar dari pengalaman negara lain, tapi juga menyesuaikan dengan realitas di lapangan. Jangan sampai kebijakan ini justru merugikan lebih banyak pihak," tambah Henry.
Alternatif Kebijakan yang Lebih Adil
Para pelaku industri rokok berharap pemerintah dapat mempertimbangkan alternatif kebijakan yang lebih adil dan berimbang, yang tidak hanya fokus pada aspek kesehatan tetapi juga mempertimbangkan dampak ekonomi dan sosial yang lebih luas.
Salah satu usulan yang muncul adalah penguatan edukasi kesehatan masyarakat tanpa perlu mematikan industri rokok yang legal.
Edukasi dan kampanye anti-rokok yang lebih efektif dinilai sebagai solusi yang lebih masuk akal daripada sekadar menerapkan kemasan polos.