Kisruh PKB dan PBNU: KPU Ganti Lima Anggota DPR RI Terpilih karena Dipecat Partai

Senin 23-09-2024,10:44 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yen_har

Penggantian ini mempengaruhi beberapa daerah pemilihan (dapil), antara lain Riau II, Jawa Tengah II, Jawa Timur II, Jawa Timur IV, dan Jawa Timur V.

Sebagai contoh, di Dapil Riau II, KPU menetapkan Hendri, caleg PKB yang memperoleh 3.189 suara, sebagai pengganti H. Mafirion yang sebelumnya terpilih namun diberhentikan dari PKB. 

Mafirion seharusnya digantikan oleh caleg peringkat ketiga, Aherson, namun Aherson juga tidak memenuhi syarat karena dipecat dari partai.

Di Dapil Jawa Tengah II, Hindun Anisah, yang memperoleh 64.454 suara, ditetapkan sebagai pengganti Fathan yang mengundurkan diri. 

Di Dapil Jawa Timur II, Anisah Syakur ditetapkan menggantikan Irsyad Yusuf (Gus Irsyad) yang dipecat. 

Sedangkan di Dapil Jawa Timur IV, Muhammad Khozin menggantikan Achmad Ghufron Sirodj (Lora Gopong), dan di Dapil Jawa Timur V, Rino Lande ditetapkan sebagai pengganti Ali Ahmad yang juga dipecat.

Keputusan KPU ini mempertegas bahwa konflik internal di tubuh PKB telah memengaruhi hasil pemilu secara signifikan. 

Lima caleg terpilih yang seharusnya dilantik, terpaksa digantikan oleh kader lain akibat pemecatan mereka dari partai. 

Hal ini memperlihatkan betapa dalamnya friksi yang terjadi di tubuh PKB, di mana keputusan partai dan proses politik saling terkait dan memengaruhi.

Dampak Kisruh PKB-PBNU Terhadap Politik Nasional

Kisruh antara PKB dan PBNU ini tentu tidak hanya berimplikasi pada internal kedua organisasi, namun juga berdampak pada peta politik nasional. 

PKB, sebagai salah satu partai besar yang memiliki basis massa Nahdliyin (warga Nahdlatul Ulama), harus menghadapi krisis kepercayaan dari sebagian kader dan simpatisannya. 

Sementara PBNU, sebagai organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, mulai terlihat makin aktif dalam memainkan peran politik yang lebih besar.

Jika konflik ini tidak segera diselesaikan, dampaknya bisa meluas ke arah yang lebih serius. 

PKB bisa kehilangan basis dukungan dari kalangan Nahdliyin, sementara PBNU berpotensi terpecah jika kubu-kubu internalnya tidak mampu meredam perbedaan pendapat.

Jadi, kisruh antara PKB dan PBNU, yang berujung pada pemecatan lima caleg terpilih oleh partai dan penggantian mereka oleh KPU, memperlihatkan dinamika politik yang kompleks di balik layar. 

Kategori :