BATURAJA, PALPOS.ID - Dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan nyaman, SMAN 4 OKU menggelar program inovatif “Roots Indonesia: Pencegahan Perundungan di Sekolah melalui Agen Perubahan.”
Sebanyak 40 siswa dipilih sebagai agen perubahan dan dibekali kemampuan untuk menjadi motor penggerak anti-perundungan di sekolah.
Kepala Sekolah SMAN 4 OKU, Hj. Jumiati, SPd MM dalam sambutannya menegaskan pentingnya program Roots dalam menekan angka perundungan antar siswa. “Kami ingin menciptakan iklim sekolah yang aman melalui peran aktif siswa sebagai agen perubahan,” jelasnya.
Program tersebut merupakan hasil kerja sama dengan Kemendikbudristek dan UNICEF Indonesia, dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Polres OKU, Puskesmas Sekarjaya, dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) OKU.
Jumiati menambahkan, program ini tidak hanya melibatkan kegiatan tatap muka, tetapi juga kampanye daring di media sosial.
BACA JUGA:Patut Diacungi Jempol, SMP di OKU Punya Batik Buatan Sendiri
BACA JUGA:Disdik OKU Perkuat Komitmen Tuntaskan Anak Tidak Sekolah
“Siswa akan menyusun dan menyebarkan pesan-pesan anti-perundungan, sekaligus terlibat dalam pemilihan duta anti-perundungan. Semua ini dilakukan untuk membangun soft skill dan perilaku positif di kalangan remaja,” ungkapnya.
Salah satu narasumber, Ir. H. Arman, M.Si., dari Dinas PPPA OKU, memberikan penekanan pada pentingnya perlindungan anak di sekolah. “Perundungan tidak hanya fisik, tetapi juga psikis dan verbal. Kami berharap siswa memahami dampak negatifnya dan menjauh dari perilaku tersebut,” kata Arman.
Tak hanya memberikan materi, PPPA siap mendampingi korban perundungan jika terjadi kasus. “Kami ingin memastikan bahwa setiap siswa merasa aman di lingkungan sekolah,” tambahnya.
Program Roots di SMAN 4 OKU diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam memberantas perundungan dan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inklusif.