Para Penerus dan Pemimpin PSHT
2. RM. Soetomo Mangkoedjojo (1948-1956, 1962-1974)
RM. Soetomo Mangkoedjojo memainkan peran vital dalam mempertahankan eksistensi PSHT setelah kemerdekaan.
BACA JUGA:Pilkada OKI 2024: Tim Advokasi MURI Dampingi Warga Laporkan Dugaan Ketidaknetralan Perangkat Desa
BACA JUGA:Paslon MURI: Komitmen Kontrol APBD dan Manfaatkan Jaringan Pusat untuk Bangun OKI
Ia menjabat selama dua periode yang terpisah, yakni 1948-1956 dan 1962-1974.
Di bawah kepemimpinannya, PSHT semakin dikenal di Jawa Timur dan mulai menjalin kerja sama dengan organisasi pencak silat lainnya, terutama di wilayah Jawa Barat.
3. Muhammad Irsyad Widagdo (1956-1958)
Muhammad Irsyad Widagdo, yang memimpin selama dua tahun, sangat berjasa dalam memperkenalkan PSHT secara luas.
Ia menciptakan 90 senam dasar yang menjadi pijakan pengembangan jurus-jurus PSHT, sekaligus menjadi upaya mempertahankan nilai-nilai budaya Indonesia dalam seni bela diri.
BACA JUGA:Pilkada OKI 2024: Muchendi-Supriyanto Minta Masyarakat Jaga Persatuan, Tolak Isu Kesukuan dan Rasis
4. Santoso (1958-1962)
Santoso, yang menjabat empat tahun, dikenal atas upayanya dalam memperkuat struktur organisasi PSHT.
Ia aktif memperkenalkan PSHT ke berbagai kalangan dan berusaha menjalin hubungan dengan komunitas pencak silat lain di Nusantara, yang turut berperan dalam mempromosikan PSHT ke level nasional.
5. RM. Imam Koessoepanggat (1974-1977)
RM. Imam Koessoepanggat, atau yang lebih dikenal dengan gelar kehormatan Pandhita Wesi Kuning, memimpin PSHT dengan visi global.
Ia menghubungkan PSHT dengan organisasi bela diri di luar negeri dan meningkatkan profil PSHT sebagai organisasi yang mampu beradaptasi dalam era modern, tanpa melupakan akar budaya Indonesia.
BACA JUGA:Pilkada OKI 2024: Muchendi Janji Tingkatkan Puskesmas Pedamaran Timur Menjadi Rumah Sakit