Ia menyarankan agar pertanyaan itu langsung diarahkan ke DPP PDI-P.
“Kalau soal Pak Pram, lebih baik tanya ke DPP. Tugas saya sebagai Wakil Gubernur adalah mengawal pembangunan Jakarta sesuai arahan beliau,” kata Rano Karno.
Retret ini tidak hanya menjadi ajang pembekalan, tetapi juga menjadi sorotan terkait dinamika internal PDI-P.
Dengan adanya instruksi dari Megawati untuk menunda kehadiran, spekulasi muncul bahwa ada perbedaan strategi politik yang sedang dimainkan di dalam tubuh partai.
Sejumlah pengamat politik berpendapat bahwa retret ini bisa menjadi ajang konsolidasi bagi para kepala daerah dalam menghadapi pemilu dan berbagai tantangan pemerintahan ke depan.
Namun, di sisi lain, adanya arahan dari Megawati bisa menjadi indikasi bahwa DPP ingin mengontrol lebih ketat pergerakan politik kadernya.
“Situasi ini menarik karena di satu sisi, para kepala daerah menunggu arahan DPP, tetapi di sisi lain, ada juga yang sudah hadir atau bahkan berkomunikasi dengan penyelenggara,” ujar seorang analis politik dari Universitas Indonesia.
Dalam beberapa bulan terakhir, dinamika di dalam PDI-P memang cukup mencolok, terutama terkait dengan arah kebijakan partai dan strategi menghadapi pemilu 2029.
Dengan kehadiran tokoh-tokoh penting dalam retret ini, bukan tidak mungkin akan ada keputusan besar yang diambil dalam waktu dekat.
Retret kepala daerah PDI-P di Magelang menjadi sorotan utama dalam dinamika politik Indonesia saat ini.
Keikutsertaan Pramono Anung dalam agenda ini memperlihatkan betapa pentingnya kegiatan ini bagi internal partai.
Sementara itu, kehadiran Rano Karno dalam penutupan acara juga menunjukkan bahwa acara ini memiliki bobot yang tidak bisa dianggap remeh.
DPP PDI-P masih menjadi faktor penentu dalam keputusan akhir terkait retret ini.
Bagaimana arah politik PDI-P setelah agenda ini selesai akan menjadi pertanyaan yang menarik untuk ditunggu.
Yang jelas, dinamika politik dalam partai berlambang banteng ini akan terus menjadi perhatian publik dalam beberapa bulan ke depan.