Tahun 2025 dibuka dengan tantangan besar dalam sektor keuangan global. Inflasi masih tinggi, dan Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed), masih menahan suku bunga di level tinggi, membuat dolar tetap kuat terhadap mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.
Namun, harga emas mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, terutama karena lonjakan permintaan dari bank sentral seperti Tiongkok, India, dan Rusia.
Konflik militer yang masih berlangsung di Ukraina dan Timur Tengah mendorong investor global untuk kembali melirik emas sebagai tempat perlindungan nilai.
Strategi Investasi: Kombinasi Emas dan Dollar?
Beberapa ahli keuangan menyarankan untuk tidak hanya memilih salah satu, tetapi mengkombinasikan keduanya.
Strategi diversifikasi ini dianggap ideal bagi masyarakat yang ingin melindungi kekayaannya dari risiko ekonomi global.
“Bagi investor ritel, memiliki 10–30% portofolio di emas, dan sebagian dalam bentuk mata uang asing seperti dollar AS, bisa menjadi strategi yang bijak,” kata Rista.
Dengan strategi ini, investor tidak sepenuhnya tergantung pada satu jenis aset. Saat salah satu instrumen melemah, yang lain bisa menjadi penopang.
Misalnya, ketika dollar menguat, emas mungkin stabil atau naik karena permintaan yang meningkat.
Platform Investasi Emas dan Dollar: Mudah di Akses
Kabar baiknya, di era digital saat ini, investasi dalam emas dan dollar menjadi jauh lebih mudah. Banyak platform digital dan aplikasi keuangan yang menawarkan:
Pembelian emas digital mulai dari 0,01 gram.
Rekening valas (dollar) yang bisa dibuka hanya lewat aplikasi.
Fitur konversi mata uang yang real-time.
Beberapa aplikasi bahkan menyediakan fitur auto-investing, di mana pengguna bisa menyisihkan dana bulanan untuk membeli emas atau dollar secara otomatis, sesuai target yang ditentukan.
Studi Kasus: Simulasi Investasi Emas vs Dollar