Dari segi gizi, bubur kacang ijo dikenal sebagai sumber protein nabati yang baik. Kacang hijau kaya akan serat, vitamin B, serta mineral seperti magnesium dan zat besi.
BACA JUGA:Bakso Cuanki : Cita Rasa Legendaris dari Bandung yang Tak Pernah Mati Gaya
BACA JUGA:Piscok jajanan tradisional yang tak pernah kehilangan peminat
Dengan tambahan santan yang mengandung lemak sehat dan karbohidrat dari gula atau ketan, bubur ini bisa menjadi pilihan sarapan sehat yang mengenyangkan.
“Kalau dibandingkan dengan makanan cepat saji, jelas bubur kacang ijo jauh lebih sehat dan alami.
Tidak banyak orang tahu bahwa makanan tradisional kita itu sebenarnya sangat kaya gizi,” kata dr. Lilis Permatasari, ahli gizi dari Universitas Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas bubur kacang ijo kembali meningkat, terutama di kalangan anak muda.
Melalui media sosial seperti Instagram dan TikTok, banyak kreator kuliner yang mengangkat kembali makanan-makanan tradisional termasuk bubur kacang ijo, bahkan memodifikasinya menjadi menu kekinian seperti bubur kacang ijo latte, bubur kacang ijo dessert bowl, hingga es krim kacang ijo.
Salah satu inovasi yang menarik perhatian adalah "Bubur Kacang Ijo Cold Brew" yang diperkenalkan oleh kafe Kampoeng Brew di Bandung.
Minuman ini memadukan sari kacang hijau yang dimasak dengan teknik cold brew, dicampur dengan santan cair dan sedikit gula aren, lalu disajikan dingin.
“Kami ingin memperkenalkan bubur kacang ijo dalam bentuk yang lebih modern tanpa menghilangkan esensinya,” kata owner Kampoeng Brew, Aldi Rahman.
Namun, tak semua orang setuju dengan tren modernisasi bubur kacang ijo. Sebagian penikmat kuliner tradisional menilai bahwa modifikasi yang berlebihan bisa mengaburkan rasa asli dan makna budaya dari makanan tersebut.
“Saya tidak masalah dengan inovasi, tapi jangan sampai bubur kacang ijo berubah jadi sesuatu yang benar-benar asing,” kata Agus Suryanto, seorang budayawan dari Yogyakarta.
Ia berharap generasi muda tetap mengenali dan menghargai bentuk asli makanan tradisional.
Pemerintah pun tidak tinggal diam. Melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, makanan tradisional seperti bubur kacang ijo mulai diperkenalkan dalam berbagai festival kuliner nasional dan internasional.
Upaya ini bertujuan agar warisan kuliner Indonesia tetap hidup dan dikenal oleh masyarakat dunia.