Namun, aktivis pemekaran Sumedang Barat tetap bergerak dengan strategi jangka panjang.
Mereka fokus pada penguatan dokumen akademik, penggalangan dukungan masyarakat, pelibatan legislatif dan eksekutif lokal, hingga penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) sebagai dasar hukum awal.
H. Ujang Rahmat, Ketua Forum Aspirasi Sumedang Barat (FASB), menyatakan, "Kami sadar bahwa moratorium belum dicabut, tapi kami tetap konsisten mempersiapkan segala sesuatu agar saat pintu dibuka, kami sudah siap masuk."
Potensi Ekonomi dan SDM yang Menjanjikan
Calon Kabupaten Sumedang Barat bukan hanya kaya secara jumlah penduduk, tetapi juga memiliki potensi ekonomi yang besar.
Kawasan ini merupakan jalur strategis Bandung–Cirebon, dilintasi oleh Tol Cisumdawu, serta dekat dengan Bandara Internasional Kertajati di Majalengka.
Ini membuka peluang besar untuk sektor logistik, perdagangan, dan pariwisata.
Selain itu, keberadaan kampus besar seperti Unpad dan ITB di Jatinangor menjadikan wilayah ini sebagai pusat pengembangan SDM unggul.
Jika dikelola secara otonom, potensi sumber daya manusia ini bisa dioptimalkan lebih jauh untuk pembangunan lokal yang berkelanjutan.
Rekomendasi dan Harapan Masyarakat
Gerakan aspiratif ini menyarankan beberapa hal sebagai langkah strategis menuju pemekaran, antara lain:
Pembentukan Tim Persiapan DOB Sumedang Barat secara resmi oleh DPRD dan Pemkab Sumedang.
Penyusunan naskah akademik dan kajian kelayakan wilayah dengan melibatkan perguruan tinggi.
Penguatan dukungan dari anggota DPRD Provinsi dan DPR RI dari dapil Sumedang dan Jawa Barat.
Pemetaan aset daerah, potensi pendapatan asli daerah (PAD), dan kesiapan infrastruktur.
Kampanye informasi dan edukasi kepada masyarakat agar pemekaran dipahami sebagai solusi, bukan sekadar ambisi.