Ketika dikombinasikan dalam bentuk cookies, sensasi itu tetap bisa terasa, bahkan jadi lebih menarik karena ada tekstur yang bisa dinikmati," ujar Chef Dimas Rahmat, pemilik toko kue artisan Crumb & Cocoa di Jakarta Selatan.
Tak hanya itu, sebagian besar Red Velvet Cookies juga dilengkapi dengan isian cream cheese atau potongan cokelat putih yang meleleh di mulut.
Perpaduan ini membuat rasanya semakin kaya dan memuaskan para pencinta dessert.
Tren Red Velvet Cookies kini tidak hanya terbatas di kalangan remaja atau anak muda yang aktif di media sosial.
Kudapan ini juga mulai banyak digemari oleh orang dewasa, bahkan menjadi sajian wajib dalam berbagai acara seperti arisan, ulang tahun, hingga hampers lebaran.
"Awalnya saya coba-coba beli karena warnanya cantik buat difoto, tapi ternyata rasanya enak banget, tidak terlalu manis dan teksturnya pas.
Sekarang jadi langganan," kata Amanda Putri (29), seorang pekerja swasta di Bandung.
Popularitas cookies ini juga dipacu oleh peran media sosial.
Banyak content creator kuliner yang mengulas dan merekomendasikan berbagai produk Red Velvet Cookies lokal.
Bahkan, sejumlah UMKM kuliner menjadikan varian ini sebagai menu andalan mereka karena tingginya permintaan pasar.
Meningkatnya tren ini membuka peluang besar bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Banyak bakery lokal kini berlomba-lomba mengembangkan resep Red Velvet Cookies mereka sendiri, menambahkan ciri khas lokal seperti taburan keju, kacang mete, hingga rempah-rempah seperti kayu manis.
Salah satu pelaku UMKM yang sukses mengangkat produk ini adalah Bites & Co, toko kue rumahan yang berbasis di Yogyakarta.
Melalui pemasaran digital dan kerja sama dengan berbagai platform e-commerce, mereka mampu menjual ribuan toples cookies setiap bulan.