Daya tarik utama Klaten adalah keberadaan Candi Prambanan dan Umbul Ponggok, kolam mata air jernih yang sangat populer di media sosial.
Klaten juga dikenal dengan produk industri kreatif seperti kerajinan logam, keramik, dan anyaman yang telah menembus pasar ekspor.
Keunggulan Terintegrasi Calon Provinsi Daerah Istimewa Surakarta
Jika digabungkan, ketujuh wilayah ini akan membentuk provinsi yang memiliki karakteristik:
Kultur dan Sejarah yang Kuat: Keberadaan dua istana kerajaan di Solo dan peninggalan budaya lainnya menjadikan DIS sebagai pusat budaya Jawa.
Diversifikasi Ekonomi: Mulai dari pertanian, industri, pariwisata, hingga pendidikan dan riset, menjadikan provinsi ini tangguh secara ekonomi.
Aksesibilitas Tinggi: Bandara, tol, dan jalur kereta membuat wilayah ini sangat terhubung dan strategis.
SDM dan Pendidikan Unggul: Universitas-universitas ternama di Solo dan sekitarnya mencetak lulusan berkualitas.
Tantangan dan Peluang
Meski potensi besar, aspirasi pembentukan Provinsi Daerah Istimewa Surakarta masih menghadapi tantangan politis dan administratif, termasuk moratorium pemekaran daerah yang belum dicabut pemerintah pusat.
Namun, peluang tetap terbuka jika aspirasi ini disuarakan secara kolektif dan disertai kajian akademis yang kuat.
Kehadiran provinsi baru ini diharapkan menjadi motor penggerak pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan di Jawa Tengah bagian selatan.
Membentuk Provinsi Daerah Istimewa Surakarta bukan hanya tentang pemisahan administratif, melainkan menghidupkan kembali semangat kultural, ekonomi, dan sejarah yang selama ini tersembunyi di balik dominasi wilayah Jawa Tengah.
Jika diwujudkan, DIS akan menjadi provinsi yang tidak hanya kuat secara ekonomi dan budaya, tetapi juga menjadi simbol penguatan otonomi daerah berbasis sejarah dan kearifan lokal.
Aspirasi Pemekaran Wilayah Jawa Tengah: Provinsi Banyumasan Dinilai Siap Jadi Pusat Ekonomi dan Pariwisata Baru.
Gagasan pembentukan Provinsi Banyumasan kembali mencuat ke permukaan, mencerminkan aspirasi kuat dari masyarakat di wilayah barat Jawa Tengah yang merasa perlu memiliki kemandirian dalam pembangunan dan pengelolaan wilayahnya.