Sajian ini biasanya disiram dengan saus takoyaki yang manis dan gurih, mayones khas Jepang, serta ditaburi katsuobushi (serutan ikan bonito kering) dan aonori (rumput laut kering).
BACA JUGA:Mengenal Kuliner Frankie : Hidangan Khas India yang Mendunia
BACA JUGA:Momo : Si Pangsit Kukus dari Himalaya yang Kini Digemari Pecinta Kuliner di Indonesia
Sensasi katsuobushi yang tampak "menari" karena panas takoyaki menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelanggan.
Menurut pengamatan lapangan, mayoritas penggemar takoyaki di Indonesia adalah anak muda, terutama pelajar dan mahasiswa.
"Saya suka banget takoyaki karena rasanya unik, gurih, dan teksturnya lembut di dalam tapi renyah di luar," ujar Nabila, mahasiswi di salah satu universitas swasta di Jakarta.
Media sosial turut berperan besar dalam penyebaran popularitas takoyaki.
Video proses pembuatan takoyaki yang menarik dan menggugah selera sering viral di platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube.
Banyak UMKM kuliner yang memanfaatkan tren ini untuk membuka usaha takoyaki rumahan dengan konsep modern dan kreatif.
Di Indonesia, takoyaki telah mengalami berbagai modifikasi.
Tidak semua penjual menggunakan gurita sebagai isian utama, mengingat harga gurita yang cukup mahal dan tidak selalu tersedia.
Sebagai gantinya, beberapa varian takoyaki menggunakan sosis, keju, crab stick, hingga ayam.
Meskipun tidak autentik, inovasi ini justru diterima dengan baik oleh masyarakat lokal karena sesuai dengan selera dan harga yang lebih terjangkau.
Yuni, pemilik kedai "TakoTako" di Bandung, mengatakan bahwa varian keju dan sosis justru menjadi menu paling laris.
“Konsumen lebih suka rasa yang familiar. Tapi kami tetap menyediakan varian original dengan gurita bagi mereka yang ingin merasakan cita rasa asli Jepang,” ujarnya.
Dengan modal awal yang relatif kecil dan bahan yang mudah didapat, bisnis takoyaki menjadi salah satu pilihan usaha yang menjanjikan.