Waktu pengerjaannya pun relatif singkat, sekitar 30 hingga 45 menit termasuk proses pendinginan.
BACA JUGA:Karipap : Kelezatan Tradisional yang Terus Bertahan di Tengah Modernisasi Kuliner
BACA JUGA:Putu Piring, Jajanan Tradisional yang Bertahan di Tengah Gempuran Kuliner Modern
Prosesnya cukup sederhana: bahan-bahan dicampur dan dimasak hingga mengental, lalu dituangkan ke dalam cetakan kotak dan didinginkan.
Setelah mengeras, kue dapat dipotong dan diberi topping sesuai selera.
“Saya pertama kali lihat resepnya di TikTok.
Setelah coba sendiri, ternyata enak banget dan gampang dibuat,” ujar Lestari, seorang ibu rumah tangga di Tangerang yang kini menjual kue Tako secara online.
Popularitas kue Tako bukan hanya menjadi tren sesaat, melainkan juga membuka peluang usaha baru, terutama bagi pelaku UMKM dan penjual makanan rumahan.
Dengan modal yang relatif kecil dan bahan-bahan yang mudah diperoleh, banyak orang mulai mencoba menjual kue Tako dalam kemasan lucu dan menarik.
Harga jual kue Tako cukup terjangkau, mulai dari Rp5.000 hingga Rp15.000 per potong, tergantung dari topping dan ukuran.
“Dalam sehari, saya bisa menjual hingga 200 potong kue Tako dengan varian rasa yang berbeda.
Omzetnya lumayan untuk usaha rumahan,” kata Dinda, pemilik akun Instagram @takobydin yang kini memiliki lebih dari 30 ribu pengikut.
Platform seperti Instagram, TikTok, dan ShopeeFood turut berperan dalam mendongkrak popularitas kue ini.
Video-video singkat yang menampilkan proses pembuatan kue Tako secara estetik mendapat jutaan tayangan dan menjadi inspirasi bagi para foodpreneur muda.
Di balik kepopulerannya, sejumlah ahli gizi mengingatkan agar konsumen tetap memperhatikan kandungan gula dan kalori dari kue Tako, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
“Meskipun terlihat ringan dan sehat, beberapa varian kue Tako mengandung cukup banyak gula dan topping tinggi kalori.