Pimpin Penertiban dan Relokasi Pedagang M Yamin, Wako H Arlan: Cak Pidanakan, Jangan Main-Main!

Rabu 18-06-2025,16:59 WIB
Reporter : Prabu
Editor : Dahlia

Kalu dak, kita kirim Satpol PP dan tim gabungan untuk robohkan,” tegasnya di hadapan sejumlah warga dan pedagang yang menyaksikan penertiban tersebut.

BACA JUGA:Empat OPD Prabumulih Raih Predikat Sangat Baik dalam Evaluasi Pelayanan Publik 2024

BACA JUGA:Relokasi Pedagang di Jalan M Yamin, Pemkot Beri Tenggat Waktu Hingga 18 Juni, Kepala Pasar: Jumlahnya “Meledak

Arlan menegaskan, langkah ini bukan bentuk arogansi, melainkan bagian dari penegakan peraturan daerah demi mewujudkan ketertiban dan keindahan kota.

Pemerintah Kota Prabumulih, menurutnya, tidak akan ragu mengambil tindakan tegas jika upaya persuasif tidak digubris.

Di sela-sela kegiatan, Walikota juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pedagang yang telah lebih dulu pindah ke lokasi yang disediakan.

Ia menyebut bahwa PTM 2 kini bisa dimanfaatkan secara maksimal karena sudah mulai terisi pedagang.

“Terima kaseh kepada seluruh pedagang sanak keluarge, sahini sudah pindah gale ke PTM 1.

Jadi PTM satu itu selame ini tidak termanfaatkan, saat ini kita manfaatkan,” ucapnya dengan logat khas Rambang ketika diwawancarai wartawan.

Arlan juga menjelaskan bahwa setelah seluruh pedagang berhasil direlokasi, pihaknya akan langsung melanjutkan perbaikan infrastruktur di kawasan Jalan Prof M Yamin.

Perbaikan ini mencakup peningkatan kualitas jalan dan sistem drainase.

“Jalan M Yamin ini kite benari, mulai dari paritan sampe ke jalan kita cor gale. Kita ingin jalan ini bersih, bagus, dak becek,” tegas Arlan.

Lebih lanjut, Walikota Prabumulih menegaskan bahwa pihaknya tidak akan ragu mengambil langkah tegas kepada pedagang yang tetap membandel dan memilih berjualan di lokasi lama.

“Dio bandel kita angkat, kita pindahkan. Yang dak galak bongkar, kite yang bongkar, kite bongkar hari ini,” ujarnya lantang.

Masih kata Arlan, kios atau lapak yang saat ini disediakan oleh pemerintah bersifat gratis. Para pedagang hanya akan mulai membayar setelah mereka mendapatkan penghasilan.

“Kita tumpangkan kepada pedagang. Kalau sudah ada hasil baru bayar. Nunggu ada hasil dulu, kita bantu mereka dulu,” jelasnya.

Kategori :