“Satu informasi salah bisa berdampak luas. Karena itu, literasi digital adalah kunci.
BACA JUGA:Pelayanan Publik Terbaik, Polres Prabumulih Raih Penghargaan Pelayanan Prima dari Kapolri
BACA JUGA:Komit Dukung Pendidikan di Wilayah Operasi, PEP Limau Field Salurkan Bantuan Perlengkapan Sekolah
Setiap individu harus mampu membedakan mana informasi yang benar dan mana yang menyesatkan,” imbuh Mulyadi.
Selain soal akurasi informasi, kesehatan mental digital (digital well-being) juga menjadi sorotan.
Dinas Kominfo Kota Prabumulih, di bawah kepemimpinan Mulyadi Musa, melihat bahwa penggunaan media sosial yang tidak seimbang dapat berdampak buruk bagi kondisi psikologis pengguna, terutama bagi anak-anak dan remaja.
Tekanan sosial, perbandingan hidup, hingga cyberbullying adalah beberapa contoh nyata efek negatif yang bisa muncul dari penggunaan media sosial yang tidak sehat.
“Jangan sampai media sosial membuat kita kehilangan jati diri, kehilangan waktu produktif, dan bahkan kehilangan rasa percaya diri.
Gunakan media sosial dengan kontrol yang baik. Istirahatlah jika merasa lelah secara mental karena paparan konten yang berlebihan,” jelasnya.
Mulyadi juga mengajak masyarakat untuk menjadikan media sosial sebagai sarana kolaborasi, edukasi, dan inspirasi, bukan sebagai arena konflik dan provokasi.
Mantan Kabag Protokol dan Humas ini mendorong semua pihak, khususnya kalangan muda dan pengguna aktif platform digital, untuk mulai melakukan perubahan dari hal-hal kecil seperti menyaring informasi sebelum dibagikan, menghindari komentar negatif, serta menggunakan media sosial untuk menyebarkan pesan positif dan pembangunan.
“Mari kita jadikan media sosial sebagai cermin kecerdasan warga digital.
Mulailah dari diri sendiri, dari hal-hal kecil. Jika kita semua melakukan hal ini, maka ruang digital akan menjadi lebih sehat, produktif, dan harmonis,” tutup Mulyadi.* (abu)