Pemerintah daerah pun mulai menyadari potensi kuliner lokal seperti bakwan jagung sebagai daya tarik wisata.
Dalam beberapa festival makanan tradisional, lomba membuat bakwan jagung menjadi salah satu agenda yang menarik perhatian pengunjung.
Makanan ini juga sering dijadikan oleh-oleh atau sajian dalam acara keluarga dan arisan.
Rasanya yang ramah di lidah semua kalangan membuatnya mudah diterima dari anak-anak hingga orang tua.
Bakwan jagung adalah bukti bahwa makanan tidak harus mahal atau rumit untuk bisa dicintai.
Di tengah arus globalisasi dan tren makanan asing, camilan ini berdiri tegak sebagai bagian dari identitas kuliner bangsa.
“Bakwan jagung itu sederhana, tapi rasanya menyatukan.
Bisa dimakan siapa saja, di mana saja,” tutup Bu Yati dengan bangga.