Dibuat dari campuran kaldu ayam, margarin, bawang bombai, kecap manis, dan sedikit tepung maizena, saus ini memberikan cita rasa manis-gurih yang menggugah selera.
Tak hanya restoran atau hotel berbintang, bistik ayam kini juga mudah ditemui di warung makan sederhana hingga kafe-kafe kekinian.
Di Yogyakarta, misalnya, bistik ayam menjadi salah satu menu favorit mahasiswa dan wisatawan.
Salah satu tempat yang terkenal adalah Warung Bistik Pak Dedi di kawasan Gejayan, Sleman.
BACA JUGA:Telur Kuah Kuning, Sajian Tradisional Penuh Cita Rasa yang Kian Digemari
BACA JUGA:Telur Kuah Asam Manis, Inovasi Menu Rumahan yang Semakin Diminati Masyarakat
Warung ini sudah berdiri sejak 2005 dan tetap konsisten menawarkan bistik ayam dengan rasa khas rumahan.
“Awalnya saya jualan bistik sapi, tapi karena harga daging naik, saya coba pakai ayam.
Ternyata banyak yang suka, bahkan sekarang bistik ayam lebih laris,” ujar Pak Dedi, pemilik warung.
Dalam sehari, ia mengaku bisa menghabiskan hingga 20 kilogram daging ayam fillet.
Fenomena serupa juga terjadi di kota-kota besar lainnya seperti Surabaya dan Bandung, di mana para pelaku UMKM kuliner mulai mengembangkan menu bistik ayam dengan beragam inovasi.
Beberapa di antaranya menambahkan sentuhan saus lada hitam, keju leleh, bahkan sambal matah untuk menarik minat generasi muda.