Ada juga yang memadukan Potato Cheese dengan cita rasa lokal seperti sambal matah, rendang, atau balado.
“Kita ingin membuat produk ini lebih Indonesia,” ujar Chef Dewa Putra, salah satu konsultan kuliner yang membantu brand lokal dalam merancang menu kreatif berbasis Potato Cheese.
Namun, di tengah euforia kelezatan Potato Cheese, ada juga suara-suara yang mengingatkan soal kandungan kalori dan lemak dalam camilan ini.
Beberapa ahli gizi menyarankan agar camilan ini dikonsumsi dengan bijak dan tidak berlebihan.
“Kentang dan keju itu tinggi kalori dan lemak jenuh. Sangat enak, tapi sebaiknya tidak dikonsumsi setiap hari,” ujar dr. Liana Hartono, ahli gizi dari Jakarta Medical Center.
Sebagai alternatif, beberapa produsen mulai menawarkan versi lebih sehat seperti kentang panggang (bukan goreng), keju rendah lemak, atau tambahan topping sayur seperti brokoli dan paprika.
Potato Cheese telah membuktikan bahwa dengan kreativitas dan pemahaman terhadap selera pasar, sebuah camilan sederhana bisa menjelma menjadi fenomena nasional.
Baik sebagai makanan ringan, peluang bisnis, atau sekadar konten media sosial yang menggoda, camilan ini tampaknya masih akan bertahan sebagai favorit dalam waktu yang lama.