Selain pemerintah, komunitas seperti Pecinta Kuliner Banua juga aktif dalam mengadakan workshop membuat kue tradisional untuk generasi muda.
Mereka berharap agar kue seperti Amparan Tatak tidak hanya dijadikan konsumsi musiman, tetapi juga menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari.
Di tengah derasnya arus globalisasi dan modernisasi, mempertahankan kekayaan kuliner lokal seperti Amparan Tatak Pisang bukanlah hal mudah.
Namun berkat peran aktif masyarakat, pelaku UMKM, dan dukungan dari pemerintah serta komunitas, eksistensi kue ini justru semakin kuat.
Bagi masyarakat Banjar, Amparan Tatak bukan sekadar makanan, tetapi warisan budaya yang menyimpan nilai-nilai leluhur. Dengan terus melestarikannya, mereka bukan hanya menjaga rasa, tetapi juga identitas.
“Harapan kami, generasi muda tidak hanya mencintai makanan modern, tetapi juga bangga dengan kuliner tradisionalnya sendiri,” tutup Rabiatul Adawiyah.
FAKTA SINGKAT AMPARAN TATAK PISANG:
Asal: Kalimantan Selatan (Budaya Banjar)