Sebagai pulau perbatasan yang berbagi wilayah dengan Malaysia, Sebatik memiliki tantangan tersendiri dalam aspek pemerintahan, ekonomi, dan pertahanan.
Wilayah ini menjadi jalur utama perdagangan antara Indonesia dan Malaysia serta menjadi gerbang utama bagi aktivitas lintas batas.
Namun, sebagai bagian dari Kabupaten Nunukan, pembangunan di Sebatik sering kali tidak maksimal karena terbatasnya alokasi anggaran dan perhatian khusus dari pemerintah pusat maupun daerah.
Alasan Pemekaran Kota Sebatik
Posisi Strategis dan Keamanan Nasional
Sebatik adalah wilayah perbatasan yang memiliki nilai strategis dalam menjaga kedaulatan negara.
Dengan status kota, pengelolaan keamanan dan pertahanan bisa lebih optimal.
Pertumbuhan Ekonomi yang Pesat
Sektor perdagangan lintas batas, perikanan, dan perkebunan di Sebatik terus berkembang.
Dengan otonomi sendiri, kebijakan ekonomi dapat lebih fokus pada penguatan potensi lokal.
Pelayanan Publik yang Lebih Optimal
Saat ini, masyarakat Sebatik harus mengurus administrasi ke ibu kota Kabupaten Nunukan yang memerlukan perjalanan panjang.
Dengan pembentukan Kota Sebatik, pelayanan publik bisa lebih cepat dan efisien.
Kesenjangan Pembangunan
Pembangunan infrastruktur di Sebatik sering tertinggal dibandingkan dengan wilayah lain di Kalimantan Utara.
Dengan menjadi kota sendiri, pembangunan bisa lebih merata dan terfokus.
Wacana pemekaran Kota Sebatik telah mendapatkan dukungan dari berbagai elemen, termasuk pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan akademisi.