Ayam Pop : Kuliner Khas Minang yang Melegenda dan Terus Eksis di Tengah Gempuran Tren Makanan Modern

Rabu 08-10-2025,08:30 WIB
Reporter : Dahlia
Editor : Rhyca

PALPOS.ID - Di tengah maraknya tren kuliner kekinian seperti Korean BBQ, makanan instan viral, hingga hidangan fusi ala Jepang dan Barat, ada satu kuliner khas Indonesia yang tetap bertahan dan terus digemari lintas generasi: Ayam Pop.

Makanan khas Minangkabau ini bukan hanya sekadar menu pelengkap di rumah makan Padang, tetapi juga simbol kekayaan budaya kuliner Nusantara yang lekat dengan kesederhanaan rasa namun kaya akan sejarah dan teknik memasak.

Ayam Pop berasal dari Bukittinggi, Sumatra Barat, dan dipercaya pertama kali dikenalkan kepada masyarakat luas pada era 1950-an.

Tidak seperti ayam goreng lainnya yang berwarna keemasan karena digoreng kering, Ayam Pop justru memiliki ciri khas warna putih pucat.

BACA JUGA:Nikmat dan Sehat, Tumis Daun Pepaya Jadi Hidangan Favorit di Meja Makan

BACA JUGA:Tumis Jagung Muda Campur Bakso, Hidangan Praktis dan Lezat yang Menggugah Selera

Sekilas tampak seperti ayam rebus biasa, namun dari sinilah keunikan dan cita rasa sesungguhnya muncul.

Kata "pop" dalam Ayam Pop sendiri tidak memiliki makna yang secara langsung merujuk pada cara masak atau bumbu. Ada beberapa versi mengenai asal-usul nama ini.

Salah satu versi menyebutkan bahwa kata "pop" berasal dari singkatan populer, karena makanan ini dengan cepat menjadi favorit di kalangan masyarakat Padang dan para perantau Minang di luar Sumatra.

Keunikan utama Ayam Pop terletak pada teknik memasaknya. Daging ayam, umumnya bagian dada atau paha, direbus terlebih dahulu dengan berbagai rempah khas seperti bawang putih, bawang merah, lengkuas, daun salam, serai, dan garam.

BACA JUGA:Tumis Jamur Tiram, Hidangan Sederhana yang Makin Diminati Masyarakat Urban

BACA JUGA:Lezat dan Bergizi, Tumis Taoge Saus Tiram Jadi Primadona Menu Rumahan

Ayam kemudian direbus dalam air kelapa, yang memberikan rasa gurih alami sekaligus membuat daging ayam lebih empuk.

Setelah direbus, ayam hanya digoreng sebentar, bahkan ada yang hanya mencelupkannya dalam minyak panas selama beberapa detik.

Hasilnya adalah ayam yang tidak kering, namun tetap matang sempurna, lembut di dalam, dan beraroma harum rempah. Kulit ayam yang tidak digoreng garing inilah yang menyebabkan warnanya tetap putih pucat.

Kategori :