Kalio Daging : Warisan Kuliner Minang yang Menggoda Selera Nusantara

Minggu 12-10-2025,08:30 WIB
Reporter : Dahlia
Editor : Rhyca

PALPOS.ID - Kalio daging, hidangan khas Minangkabau yang kaya akan rempah, kini semakin digemari masyarakat luas.

Berbeda dengan rendang yang sudah mendunia, kalio merupakan "versi muda" dari rendang yang dimasak lebih singkat, menghasilkan tekstur yang lebih berkuah dan daging yang empuk.

Dengan cita rasa gurih, pedas, dan aroma rempah yang khas, kalio daging mulai mencuri perhatian sebagai alternatif olahan daging sapi yang menggugah selera.

Kalio, dalam tradisi kuliner Minang, adalah tahapan awal dari proses memasak rendang.

BACA JUGA:Lontong Padang, Warisan Kuliner yang Menggugah Selera dari Ranah Minang

BACA JUGA:Lamang Tapai : Warisan Kuliner Tradisional yang Menggoda Lidah

Namun, di berbagai rumah makan Padang dan dapur masyarakat Minangkabau, kalio berdiri sendiri sebagai hidangan yang utuh.

Makanan ini cocok dinikmati bersama nasi hangat, sambal ijo, dan sayur daun singkong.

Dalam budaya Minangkabau, proses memasak bukan hanya sekadar kegiatan dapur, melainkan bagian dari seni dan filosofi hidup.

Kalio daging menjadi bukti nyata bagaimana teknik memasak yang diwariskan turun-temurun bisa menghasilkan hidangan yang kompleks namun tetap mengedepankan kesederhanaan bahan.

BACA JUGA:Gulai Itik, Kuliner Khas yang Menggoda Lidah dan Sarat Tradisi

BACA JUGA:Ikan Teri Petai Sambal : Menu Sederhana yang Menggoda Selera dan Melejit di Pasaran

Menurut budayawan dan peneliti kuliner Minang, Prof. Dr. Irwan Syahril, kalio daging mulai populer sebagai sajian utama dalam berbagai acara adat dan keluarga karena waktu memasaknya yang relatif lebih singkat dibanding rendang.

"Kalio ini seperti rendang yang belum jadi, tapi rasanya sudah sangat kaya. Kalau rendang bisa dimasak sampai 8 jam, kalio hanya sekitar 2 jam.

Ini membuat kalio lebih praktis untuk disajikan sehari-hari," ujar Irwan saat diwawancarai di Padang, Jumat (10/10).

Kategori :