PALPOS.ID-Dalam beberapa tahun terakhir, tren mobil listrik (EV) semakin meningkat di Indonesia.
Pemerintah terus mendorong percepatan adopsi kendaraan ramah lingkungan lewat berbagai insentif, seperti pembebasan pajak dan subsidi harga.
Namun, di tengah gencarnya promosi mobil listrik baru, muncul fenomena menarik — harga mobil listrik bekas justru anjlok tajam di pasaran.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Apa faktor utama yang membuat nilai jual mobil listrik bekas turun drastis dibandingkan mobil konvensional? Yuk, kita bahas secara mendalam dalam artikel ini.
BACA JUGA:Astra Motor Sumsel dan Media Lewat Program Honda Experience
BACA JUGA:Dari Indonesia ke Jepang: Honda CUV e Jadi Simbol Era Baru Motor Listrik Global
1. Penyusutan Nilai (Depresiasi) Mobil Listrik yang Lebih Cepat
Salah satu penyebab utama harga mobil listrik bekas turun adalah depresiasi yang jauh lebih cepat dibandingkan mobil bensin.
Umumnya, mobil konvensional mengalami penurunan harga sekitar 15–25% di tahun pertama.
Namun, untuk mobil listrik, angka depresiasi bisa mencapai 30–40% hanya dalam satu tahun pemakaian.
BACA JUGA:Monkey 125 Edisi Kuromi: Aksesori Spesial Honda dengan Desain Hitam-Ungu yang Bikin Gemas
BACA JUGA:XPeng X9 vs Toyota Alphard: MPV Listrik Mewah dari Cina Siap Tantang Raja Premium Jepang
Hal ini dipicu oleh beberapa faktor:
Teknologi baterai yang terus berkembang. Setiap tahun muncul model baru dengan daya tempuh (range) lebih jauh dan waktu pengisian lebih cepat.
Kekhawatiran terhadap umur baterai lama. Pembeli mobil listrik bekas takut biaya penggantian baterai akan sangat mahal.