BACA JUGA:Edisi Terbatas! Honda Scoopy Kuromi Hadirkan Kolaborasi Lucu dan Trendi untuk Pecinta Gaya Unik .
Maka, meskipun mobil listrik tampak mulus dan masih berfungsi baik, harga jualnya tetap turun drastis karena kekhawatiran terhadap potensi biaya perawatan besar di masa depan.
4. Perkembangan Teknologi Terlalu Cepat
Setiap tahun, pabrikan mobil listrik berlomba menghadirkan model baru dengan fitur lebih canggih dan baterai lebih efisien.
Misalnya:
BACA JUGA:Resmi di Indonesia: Camry XV80 V Bensin Ditenagai Mesin 2.5L 204 PS, Harga Mulai Rp 820 Jutaan.
BACA JUGA:Yamaha Thamrin Hidupkan Kreativitas Pelajar SMAN 18 Palembang Lewat Thamrin Creative Youth 2025
Model baru memiliki jarak tempuh hingga 600 km, sementara model lama hanya 300 km.
Versi terbaru sudah mendukung pengisian cepat 350 kW, sedangkan versi lama hanya 50 kW.
Software kendaraan kini bisa di-update over-the-air (OTA), tapi mobil generasi awal belum mendukung fitur itu.
Akibatnya, mobil listrik keluaran beberapa tahun lalu terlihat "usang" lebih cepat, meski masih berfungsi normal.
BACA JUGA:Nissan 240SX 2.5L Turbo Manual 1996, Ikon Sport Jepang yang Tak Pernah Mati
BACA JUGA:Keren dan Bertenaga! SYM VFE 185i Siap Tantang Supra GTR dan MX King?
Konsumen pun lebih tertarik membeli model baru ketimbang bekas, sehingga permintaan mobil listrik bekas terus merosot dan harganya ikut turun.
5. Infrastruktur Pengisian yang Masih Terbatas
Meski pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) semakin banyak, namun jumlahnya masih jauh dari cukup.