Aliran wisatawan mancanegara dan domestik yang terus meningkat memicu pertumbuhan hotel, restoran, dan pusat layanan lainnya di Praya.
Sektor perdagangan dan jasa mendominasi struktur ekonomi Praya.
Aktivitas ekonomi terpusat di kawasan Pasar Renteng, sejumlah pusat perbelanjaan, hotel, serta sentra kuliner dan UMKM yang tersebar di berbagai penjuru kota.
Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Lombok Tengah yang signifikan dalam lima tahun terakhir.
Praya menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor non-pertanian.
Hal ini menunjukkan bahwa wilayah ini telah mengalami transformasi ekonomi menuju kawasan urban yang kompleks dan berdaya saing.
Investor lokal maupun asing mulai melirik Praya sebagai lokasi strategis untuk pengembangan hotel, pusat logistik, hingga properti komersial.
Ruang Gerak Praya
Namun, tantangan pengelolaan perkotaan di bawah kabupaten membuat ruang gerak Praya tidak optimal.
Oleh karena itu, status sebagai kota otonom akan membuka lebih banyak peluang percepatan pembangunan dan tata kelola kota yang lebih efektif.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan Kota Ende Menuju Kota yang Mandiri
Aspirasi pembentukan Kota Praya tidak datang secara tiba-tiba.