Oleh karena itu, pemekaran wilayah menjadi salah satu strategi untuk memperkuat eksistensi budaya lokal.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Kalimantan Timur: Wacana Pembentukan 10 Kabupaten dan Kota Baru Untuk Imbangi IKN
Setiap kecamatan yang akan masuk dalam wilayah Kutai Benua Raya memiliki kekayaan budaya tersendiri.
Misalnya, Jempang dikenal dengan tradisi Belian Sentiu, ritual penyembuhan yang masih dilestarikan hingga kini.
Di Bongan, seni tari tradisional seperti Tari Hudoq masih menjadi bagian dari upacara adat.
Selain itu, masyarakat Dayak di Siluq Ngurai dan Bentian Besar memiliki tradisi pesta panen dan upacara kematian yang berlangsung selama berhari-hari, mencerminkan hubungan spiritual yang dalam dengan alam dan leluhur.
Sayangnya, modernisasi dan urbanisasi mulai menggerus sebagian besar tradisi ini.
Pembentukan Kabupaten Kutai Benua Raya diyakini dapat menjadi benteng pelindung budaya, melalui penyusunan kebijakan daerah yang berfokus pada revitalisasi adat istiadat, pemberdayaan komunitas adat, dan pengembangan wisata budaya.
Ekowisata dan Kehutanan: Masa Depan Kutai Benua Raya
Di luar kekayaan budaya, Kutai Benua Raya juga menyimpan potensi besar dalam bidang ekowisata dan kehutanan.
Kawasan ini dihiasi dengan hutan tropis lebat, danau, sungai, dan pegungungan yang masih asri.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Barat: Wacana Pembentukan Kabupaten Sumbawa Tengah Untuk Akselerasi
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Barat: Wacana Pembentukan Provinsi Baru Mengundang Perhatian Luas
Beberapa destinasi potensial di daerah ini antara lain: