Kentang balado yang sempurna bergantung pada dua hal: kerenyahan kentang dan keseimbangan rasa sambalnya. Kentang biasanya dipotong dadu atau korek api, lalu digoreng hingga kering dan keemasan.
BACA JUGA:Sambal Balado Telur Puyuh, Cita Rasa Minang yang Menyatu di Setiap Gigitan
BACA JUGA:Resep Sederhana Sambal Tongkol Balado, Pedas Gurihnya Bikin Nambah Nasi
Setelah itu, kentang dicampur dengan sambal balado yang telah ditumis matang. Proses ini harus dilakukan dengan cepat agar sambal meresap tanpa membuat kentang menjadi lembek.
Seorang pedagang nasi Padang di Jakarta, Nurhayati (42), mengungkapkan bahwa banyak pelanggan yang datang ke warungnya hanya untuk membeli lauk kentang balado.
“Kentang balado itu lauk sederhana tapi nagih. Orang yang tidak suka pedas pun biasanya tetap mencicipi. Rasanya pas, apalagi kalau disajikan dengan rendang atau ayam goreng,” ujarnya sambil tersenyum.
Rahasia lainnya terletak pada jenis cabai yang digunakan. Cabai merah besar memberikan warna merah cerah yang menggoda, sementara sedikit tambahan cabai rawit memberikan sensasi pedas yang lebih tajam.
Beberapa rumah makan bahkan menambahkan sedikit air asam atau perasan jeruk nipis untuk memberikan aroma segar dan rasa asam yang seimbang.
Seiring waktu, kentang balado tidak hanya disajikan di rumah makan Padang, tetapi juga berkembang menjadi produk industri rumahan.
Kini, banyak pengusaha kecil yang memproduksi kentang balado kering dalam bentuk kemasan. Produk ini dijual di berbagai toko oleh-oleh, bahkan diekspor ke luar negeri untuk memenuhi permintaan diaspora Indonesia.
Di Bukittinggi, misalnya, salah satu pengusaha kuliner bernama Rahmawati telah memproduksi kentang balado crispy sejak 2018. Dalam sebulan, ia mampu menjual hingga 500 bungkus ke berbagai kota di Indonesia.
“Awalnya saya hanya buat untuk keluarga. Lama-lama banyak yang suka dan minta dijualkan. Sekarang kami sudah punya pelanggan tetap, bahkan dari Malaysia,” kata Rahmawati bangga.
Menurutnya, tantangan terbesar dalam memproduksi kentang balado kemasan adalah menjaga kerenyahan dan cita rasa sambal agar tidak berubah meski disimpan lama.
Oleh karena itu, proses penggorengan dan pengemasan dilakukan secara higienis dengan teknologi modern, tanpa bahan pengawet berlebihan.
Kini, kentang balado bukan hanya milik orang Minang. Hidangan ini telah menjadi bagian dari budaya kuliner Nusantara. Di berbagai daerah, variasinya pun bermunculan.
Ada yang menambahkan teri medan, pete, atau kacang tanah goreng untuk menambah tekstur dan cita rasa.